Perkataan Dan Tertawanya Nabi Muhammad Rasulullah Saw - Yusril Samalanga -->


Perkataan Dan Tertawanya Nabi Muhammad Rasulullah Saw

1. Rasulullah saw adalah yang terlebih fasih/jelas perkataannya dan terlebih manis daripada perkataan segala manusia dan adalah ia bersabda “aku yang terlebih fasih daripada segala arab dan bahwasanya orang ahli syurga itu berkata-kata mereka itu didalam syurga dengan logat Rasulullah saw”.

2. Rasulullah saw adalah sedikit berkata-kata lagi cepat selesai perkataannya apabila bertutur ia maka tiada membanyakkan perkataan yang sia-sia.

3. Rasulullah saw adalah perkataanya seperti kharazat yang diatur yaitu teratur dan tersusun seperti mutiara yang dikarang, dan kata Aisyah r.a adalah “Rasulullah saw itu tiada memanjangkan perkataan seperti kamu memanjangkan perkataan ini, adalah perkataannya nazar yakni sedikit, dan adalah kamu itu menghamburkan perkataan beberapa hamburan”.

4. Berkata sang perawi hadist ini adalah perkataan Rasulullah saw itu terlebih simpan(tidak kemana-mana) daripada perkataan segala manusia dan terlebih pendek daripadanya  dan dengan demikian itu datang kepadanya Jibril a.s maka adalah serta simpan itu menghimpun ia akan segala yang dikehendaki dan Rasulullah saw berkata dengan jawaa ma’al-kalam yakni dengan perkataan kalimat yang simpan yang pendek yang berhimpun didalamnya yakni didalam maknanya beberapa perkataan yang manfaat yang memberi beberapa faedah dengan tiada berlebih-lebih yang tiada memberi faedah dan adalah perkataan Rasulullah saw itu berturut-turut yakni mengikuti setengahnya akan setengahnya dan lagi antara perkataannya itu perhentian yang dapat menghafidh/terhafal akan dia oleh orang yang mendengar akan dia dan bisa paham akan dia.

5. Rasulullah saw adalah jihar/jelas suaranya itu lagi terlebih baik lagu/irama suaranya itu daripada segala manusia.

6. Rasulullah saw itu melazimkan diam padahal tiada ia berkata-kata didalam yang tiada baginya hajat.

7. Rasulullah saw tiada berkata-kata akan sesuatu yang mungkar dan tiada berkata ia didalam ridha dan didalam marah melainkan dengan sebenarnya dan berpaling ia daripada perkataan yang tiada ada baik yakni enggan ia daripada perkataan yang keji dan berkata ia dengan kinayah daripada sesuatu perkataan yang sangat berhajat kepadanya mengata akan dia daripada perkataan yang keji yang dibenci oleh manusia.

8. Rasulullah saw apabila diam ia daripada berkata-kata maka berkata segala orang yang duduk dengannya dan adalah dihadapan Rasulullah saw tiada seseorang yang berbantah-bantah didalam perkataan dan didalam hadist.

9. Rasulullah saw mengajar dan mencela akan seseorang dengan sungguh-sungguh yang sebenarnya dan sungguh-sungguh memberi nasihat dan adalah ia berkata “jangan kamu palu akan Qur’an itu setengahnya dengan setengahnya” yakni jangan kamu sangka akan qur’an itu berlawanan setengahnya dengan setengahnya karena bahwa qur’an itu diturunkan atas beberapa jalan daripada maknanya itu dan beberapa bagi.

10. Rasulullah saw adalah terlebih banyak tertawa-tawa daripada segala manusia dan terlebih banyak ia tersenyum dihadapan sahabatnya dan adalah ia takjub daripada barang yang menceritakan akan dia oleh sahabatnya dan adalah Rasulullah saw menyesuaikan dirinya dengan mereka itu maka terkadang tertawa-tawa ia hingga kelihatan nyata gigi depannya.

11. Tertawa-tawa sahabat Rasulullah saw dihadapannya, tersenyum jua karena mengikuti Rasulullah saw dan mentakdhimkan baginya.

12. Sungguh datang kepada Rasulullah saw seorang ‘arabi yakni orang dusun, pada satu hari, padahal Rasulullah saw ketika itu berubah raut wajahnya, ditakutkan oleh sahabatnya yakni dilihat oleh sahabatnya akan wajah Rasulullah saw berubah seperti orang marah, maka berkehendak orang ‘arabi itu bertanya kepada Rasulullah saw maka berkata sahabat “jangan engkau perbuat hai orang ‘arabi karena kami takut akan wajahnya yakni karena kami melihat akan wajah Rasulullah saw berubah” maka kata orang ‘arabi itu “tinggalkan oleh kamu akan aku maka demi Tuhan yang mengangkatkan dia jadi Nabi dengan sebenarnya tiada aku tinggalkan dia hingga ia tertawa” kemudian ia berkata “ya Rasulullah saw telah sampai kepada kami hadist bahwa dajal memberi manusia dengan makanan dan sungguhnya telah binasa kelaparan mereka itu (telah kenyang) dan adakah engkau lihat bagiku demi ayahku dan ibuku bahwa aku enggan daripada makanan itu karena melihat akan diriku dan menyucikan diriku daripadanya hingga aku binasa(tiada) sebab merasa kelaparan atau aku lazim masuk didalam memakan akan makanannya itu hingga apabila aku puasa dan kenyang dengan puasa maka aku percaya dengan Allah swt dan kafir aku dengan dia yakni dajjal itu” maka kata perawi tertawa-tawa Rasulullah saw hingga kelihatan nyata gigi depannya kemudian maka bersabda Rasulullah saw bagi orang ‘arabi itu “jangan engkau masuk memakan akan makanan dajjal itu tetapi memperkaya akan dikau oleh Allah swt dengan makanan yang memperkayakan ia dengan dia akan orang yang mukmin”.

13. Berkata perawi tentang hadist ini adalah Rasulullah saw itu yang terlebih banyak dari pada manusia tertawa-tawa dan yang terlebih baik diri yakni terlebih banyak kesukaan daripada segala manusia, tiada diturunkan atasnya qur’an yang menyebutkan siksa atau menyebutkan hari kiamat yakni kesusahan hari kiamat atau membaca ia akan khutbah pengajaran dan menakuti akan manusia maka ketika itu terlebih sangat kedukaan.

14. Rasulullah saw adalah apabila suka dan ridha ia maka yaitu terlebih baik kesukaan daripada manusia dan terlebih baik keridhaan daripada manusia dan jika mengajar atau menjagakan manusia maka yaitu dengan sungguh-sungguh pengajaran dan jika ia marah dan tiada ia marah melainkan karena Allah swt maka tiada berdiri bagi marahnya oleh sesuatu dan demikian lagi adalah didalam sekalian pekerjaan itu semata-mata karena Allah swt.

15. Rasulullah saw adalah apabila turun/datang dengan dia suatu pekerjaan maka menyerahkan ia akan pekerjaan itu kepada Allah swt dan lepas ia daripadanya dan upayanya dan memohonkan ia akan petunjuk daripada Allah swt dam membaca ia akan do’a :

اللهم أرنى الحق حقا فأتبعه وأرنى المنكر منكرا وارزقنى اجتنابه وأعذنى من أن يشتبه على فأتبع هواى بغير هدى منك وا جعل هواى تبعا لطا عتك وخذ رضا نفسك من مفسى فى عافية واهدنى لما أختلف فيه من الحق باذ نك ﺈنك تهدى من تشاء ﺈلى صراط مستقيم

“wahai Tuhan ku, perlihatkan olehmu kepadaku yang haq akan haq yaitu perlihatkan yang benar akan sebenarnya maka mengikuti aku akannya dan perlihatkan olehmu kepadaku yang mungkar itu akan mungkarnya yaitu perlihatkan olehmu akan pekerjaan yang jahat akan jahatnya dan berilah rizki-mu kepadaku untuk menjauhi akannya dan peliharalah aku daripada samar akan ketentuan benarnya dan salahnya itu, supaya jangan aku mengikuti hawa nafsuku dengan tiada petunjuk daripada-mu  dan jadikanlah hawa nafsuku itu mengikuti pada taat-mu dan ambil oleh-mu akan ridha dirimu daripada ridha diriku didalam afiyat dan tunjukkanlah kepadaku pada barang yang bersalahan didalamnya daripada yang sebenarnya dengan izin-mu bahwasanya engkau memberi hidayah pada barang yang engkau kehendaki kepada jalan yang benar”.

Perkataan Dan Tertawanya Nabi Muhammad Rasulullah Saw



Perkataan Dan Tertawanya Nabi Muhammad Rasulullah Saw

1. Rasulullah saw adalah yang terlebih fasih/jelas perkataannya dan terlebih manis daripada perkataan segala manusia dan adalah ia bersabda “aku yang terlebih fasih daripada segala arab dan bahwasanya orang ahli syurga itu berkata-kata mereka itu didalam syurga dengan logat Rasulullah saw”.

2. Rasulullah saw adalah sedikit berkata-kata lagi cepat selesai perkataannya apabila bertutur ia maka tiada membanyakkan perkataan yang sia-sia.

3. Rasulullah saw adalah perkataanya seperti kharazat yang diatur yaitu teratur dan tersusun seperti mutiara yang dikarang, dan kata Aisyah r.a adalah “Rasulullah saw itu tiada memanjangkan perkataan seperti kamu memanjangkan perkataan ini, adalah perkataannya nazar yakni sedikit, dan adalah kamu itu menghamburkan perkataan beberapa hamburan”.

4. Berkata sang perawi hadist ini adalah perkataan Rasulullah saw itu terlebih simpan(tidak kemana-mana) daripada perkataan segala manusia dan terlebih pendek daripadanya  dan dengan demikian itu datang kepadanya Jibril a.s maka adalah serta simpan itu menghimpun ia akan segala yang dikehendaki dan Rasulullah saw berkata dengan jawaa ma’al-kalam yakni dengan perkataan kalimat yang simpan yang pendek yang berhimpun didalamnya yakni didalam maknanya beberapa perkataan yang manfaat yang memberi beberapa faedah dengan tiada berlebih-lebih yang tiada memberi faedah dan adalah perkataan Rasulullah saw itu berturut-turut yakni mengikuti setengahnya akan setengahnya dan lagi antara perkataannya itu perhentian yang dapat menghafidh/terhafal akan dia oleh orang yang mendengar akan dia dan bisa paham akan dia.

5. Rasulullah saw adalah jihar/jelas suaranya itu lagi terlebih baik lagu/irama suaranya itu daripada segala manusia.

6. Rasulullah saw itu melazimkan diam padahal tiada ia berkata-kata didalam yang tiada baginya hajat.

7. Rasulullah saw tiada berkata-kata akan sesuatu yang mungkar dan tiada berkata ia didalam ridha dan didalam marah melainkan dengan sebenarnya dan berpaling ia daripada perkataan yang tiada ada baik yakni enggan ia daripada perkataan yang keji dan berkata ia dengan kinayah daripada sesuatu perkataan yang sangat berhajat kepadanya mengata akan dia daripada perkataan yang keji yang dibenci oleh manusia.

8. Rasulullah saw apabila diam ia daripada berkata-kata maka berkata segala orang yang duduk dengannya dan adalah dihadapan Rasulullah saw tiada seseorang yang berbantah-bantah didalam perkataan dan didalam hadist.

9. Rasulullah saw mengajar dan mencela akan seseorang dengan sungguh-sungguh yang sebenarnya dan sungguh-sungguh memberi nasihat dan adalah ia berkata “jangan kamu palu akan Qur’an itu setengahnya dengan setengahnya” yakni jangan kamu sangka akan qur’an itu berlawanan setengahnya dengan setengahnya karena bahwa qur’an itu diturunkan atas beberapa jalan daripada maknanya itu dan beberapa bagi.

10. Rasulullah saw adalah terlebih banyak tertawa-tawa daripada segala manusia dan terlebih banyak ia tersenyum dihadapan sahabatnya dan adalah ia takjub daripada barang yang menceritakan akan dia oleh sahabatnya dan adalah Rasulullah saw menyesuaikan dirinya dengan mereka itu maka terkadang tertawa-tawa ia hingga kelihatan nyata gigi depannya.

11. Tertawa-tawa sahabat Rasulullah saw dihadapannya, tersenyum jua karena mengikuti Rasulullah saw dan mentakdhimkan baginya.

12. Sungguh datang kepada Rasulullah saw seorang ‘arabi yakni orang dusun, pada satu hari, padahal Rasulullah saw ketika itu berubah raut wajahnya, ditakutkan oleh sahabatnya yakni dilihat oleh sahabatnya akan wajah Rasulullah saw berubah seperti orang marah, maka berkehendak orang ‘arabi itu bertanya kepada Rasulullah saw maka berkata sahabat “jangan engkau perbuat hai orang ‘arabi karena kami takut akan wajahnya yakni karena kami melihat akan wajah Rasulullah saw berubah” maka kata orang ‘arabi itu “tinggalkan oleh kamu akan aku maka demi Tuhan yang mengangkatkan dia jadi Nabi dengan sebenarnya tiada aku tinggalkan dia hingga ia tertawa” kemudian ia berkata “ya Rasulullah saw telah sampai kepada kami hadist bahwa dajal memberi manusia dengan makanan dan sungguhnya telah binasa kelaparan mereka itu (telah kenyang) dan adakah engkau lihat bagiku demi ayahku dan ibuku bahwa aku enggan daripada makanan itu karena melihat akan diriku dan menyucikan diriku daripadanya hingga aku binasa(tiada) sebab merasa kelaparan atau aku lazim masuk didalam memakan akan makanannya itu hingga apabila aku puasa dan kenyang dengan puasa maka aku percaya dengan Allah swt dan kafir aku dengan dia yakni dajjal itu” maka kata perawi tertawa-tawa Rasulullah saw hingga kelihatan nyata gigi depannya kemudian maka bersabda Rasulullah saw bagi orang ‘arabi itu “jangan engkau masuk memakan akan makanan dajjal itu tetapi memperkaya akan dikau oleh Allah swt dengan makanan yang memperkayakan ia dengan dia akan orang yang mukmin”.

13. Berkata perawi tentang hadist ini adalah Rasulullah saw itu yang terlebih banyak dari pada manusia tertawa-tawa dan yang terlebih baik diri yakni terlebih banyak kesukaan daripada segala manusia, tiada diturunkan atasnya qur’an yang menyebutkan siksa atau menyebutkan hari kiamat yakni kesusahan hari kiamat atau membaca ia akan khutbah pengajaran dan menakuti akan manusia maka ketika itu terlebih sangat kedukaan.

14. Rasulullah saw adalah apabila suka dan ridha ia maka yaitu terlebih baik kesukaan daripada manusia dan terlebih baik keridhaan daripada manusia dan jika mengajar atau menjagakan manusia maka yaitu dengan sungguh-sungguh pengajaran dan jika ia marah dan tiada ia marah melainkan karena Allah swt maka tiada berdiri bagi marahnya oleh sesuatu dan demikian lagi adalah didalam sekalian pekerjaan itu semata-mata karena Allah swt.

15. Rasulullah saw adalah apabila turun/datang dengan dia suatu pekerjaan maka menyerahkan ia akan pekerjaan itu kepada Allah swt dan lepas ia daripadanya dan upayanya dan memohonkan ia akan petunjuk daripada Allah swt dam membaca ia akan do’a :

اللهم أرنى الحق حقا فأتبعه وأرنى المنكر منكرا وارزقنى اجتنابه وأعذنى من أن يشتبه على فأتبع هواى بغير هدى منك وا جعل هواى تبعا لطا عتك وخذ رضا نفسك من مفسى فى عافية واهدنى لما أختلف فيه من الحق باذ نك ﺈنك تهدى من تشاء ﺈلى صراط مستقيم

“wahai Tuhan ku, perlihatkan olehmu kepadaku yang haq akan haq yaitu perlihatkan yang benar akan sebenarnya maka mengikuti aku akannya dan perlihatkan olehmu kepadaku yang mungkar itu akan mungkarnya yaitu perlihatkan olehmu akan pekerjaan yang jahat akan jahatnya dan berilah rizki-mu kepadaku untuk menjauhi akannya dan peliharalah aku daripada samar akan ketentuan benarnya dan salahnya itu, supaya jangan aku mengikuti hawa nafsuku dengan tiada petunjuk daripada-mu  dan jadikanlah hawa nafsuku itu mengikuti pada taat-mu dan ambil oleh-mu akan ridha dirimu daripada ridha diriku didalam afiyat dan tunjukkanlah kepadaku pada barang yang bersalahan didalamnya daripada yang sebenarnya dengan izin-mu bahwasanya engkau memberi hidayah pada barang yang engkau kehendaki kepada jalan yang benar”.

No comments

Subscribe Our Newsletter