Tata Cara Shalat Fardhu 5 Waktu Lengkap Dengan Niat, Bacaan Doa Dan Gambar - Yusril Samalanga -->
CARA MENGERJAKAN SHALAT FARDHU LIMA WAKTU

Shalat berasal dari kata bahasa arab yang artinya menurut bahasa ialah doa.
Menurut syara` shalat adalah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadat dalam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan syara’.

Bacaan Lafadh Niat Shalat Lima Waktu :

1.      Dhuhur
أُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءًلله تعالى
“ Sengaja aku mengerjakan sembahyang fardhu Dhuhur empat rakaat menghadap kiblat karena Allah ta’ala”.

2.      Ashar
أُصَلِّى فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءًلله تعالى
“ Sengaja aku mengerjakan sembahyang fardhu Ashar empat rakaat menghadap kiblat karena Allah ta’ala”.

3.      Magrib
أُصَلِّى فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءًلله تعالى
“ Sengaja aku mengerjakan sembahyang fardhu Magrib tiga rakaat menghadap kiblat karena Allah ta’ala”.

4.      Insya
أُصَلِّى فَرْضَ الْعِشَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءًلله تعالى
“ Sengaja aku mengerjakan sembahyang fardhu Isya empat rakaat menghadap kiblat karena Allah ta’ala”.

5.      Subuh
أُصَلِّى فَرْضَ الصُّبْحِ رَكَعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءًلله تعالى
“ Sengaja aku mengerjakan sembahyang fardhu Subuh dua rakaat menghadap kiblat karena Allah ta’ala”.

RAKAAT PERTAMA

Takbiratul-Ihram


Berdiri tegak menghadap ke kiblat. Kemudian mengucapkan lafadh niat shalat subuh :
أُصَلِّى فَرْضَ الصُّبْحِ رَكَعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءًلله تعالى

Lalu takbir atau mengangkat kedua belah tangan sampai bersentuhan ibu jari dengan bagian bawah telinga, sambil mengucapkan :
اَللهُ اَكْبَرُ

Bersamaan dengan mengucapkan “ALLAAHU-AKBAR”  ini, dalam hati juga ikutan berniat “sengaja aku megerjakan shalat fardhu subuh dua rakaat menghadap kiblat karena Allah taala.” Memasukkan niat mulai dari pertama mengucap kalimat Allahu sampai habisnya pada kalimat Akbar, tidak boleh terdahului ataupun terlewati takbir itu.

Maka setelah takbiratul-ihram, lalu bersedekap yaitu kedua tangan diletakkan pada lambung yang kiri yaitu antara dada dan pusat dan menggenggam tangannya yang kiri oleh yang kanan dengan jari telunjuk yang kanan terbuka dan menempel pada tangan yang kiri.

Kemudian dilanjutkan dengan membaca doa iftitah :
اَللهُ اَكْبَرْ كَبِرًا . وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا . وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً . وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَاْ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ . إِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ . لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذٰلِكِ أُمِرْتُ وَأَنَاْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ .

ALLAHU AKBAR KABIRAAN WAL HAMDU LILLAHI KATSIIRAAN WASUBHAANALLAHI BUKRATAN WA ASHIILAA. WAJJAAHTU WAJHIYA LILLADZII FATHARASSAMAAWAATI WAL-ARDHA HANIIFAN MUSLIMAN WAMAAANAA MINAL MUSYRIKIIN. INNA SHALAATII WANUSUKII. WAMAHYAAYA WAMAMAATI  LILLAAHI RABBIL ‘AALAMIIN. LAASYARIIKALAHU WABIDZAALIKA UMIRTU WA ANAA MINAL MUSLIMIN.
Artinya :
“Allah Maha Besar lagi sempurna Kcbesaran-Nya, segala puji bagi-Nya dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. Kuhadapkan muka hatiku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin. Sesungguhnya shalatku ibadatku, hidupku dan matiku semata hanya untuk Allah Seru sekalian alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan aku diperintahkan untuk tidak menyekutukan bagi-Nya. Dan aku dari golongan orang muslimin”.

Setelah membaca doa iftitah, maka dilanjutkan dengan membaca surah Al-Fatihah :
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ﴿۱﴾۱
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ﴿۲﴾ اَلرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ﴿۳﴾ مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ ﴿٤﴾ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ ﴿٥﴾ اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ ﴿٦﴾ صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّآلِّيْنَ ﴿٧﴾

BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM.
“ALHAMDU LILLAHI RABBIL ‘AALAMIIN. ARRAHMAANIRAHIIM. MAALIKI YAUMIDDIIN. IYYAAKA NA`BUDU WAIYYAAKA NASTA -`IIN. IHDINASH SHIRAATHAL MUSTAQIM. SHIRAATHAL LADZIINA AN-‘AMTA ‘ALAIHIM. GHAIRIL MAGHDHUUBI `ALAIHIM WALADH DHAAALLIIN”
AAMIIIN

Artinya :
“Dengan nama Allah pengasih dan penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Yang pengasih dan penyayang. Yang menguasai hari kemudian. Pada-Mu lah aku mengabdi dan kepada-Mu lah aku meminta pertolongan. Tunjukilah kami ke jalan yang lurus. Bagaikan jalannya orang-orang yang telah Engkau beri ni’mat. Bukan jalan mereka yang pernah Engkau murkai, atau jalannya orang-orang yang sesat”.

Kemudian dilanjutkan dengan membaca salah satu surah yang lainnya, seperti :
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ﴿۱﴾ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ ﴿۲﴾ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ ﴿۳﴾ وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰاثَاتِ فِى الْعُقَدِ ﴿٤﴾  وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ ﴿٥﴾

BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM.
“QUL A’UUDZU BIRABBIL-FALAQ. MIN SYARRI MAA KHALAQ. WA MIN SYARRI GHAASIQIN IDZAA WAQAB. WA MIN SYARRIN-NAFFAATSAATI FIL’UQAD. WA MIN SYARRI HAASIDIN IDZAA DASAD.”

Artinya :
        “Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Katakanlah : Aku aku berlindung kepada tuhan yang menguasai subuh. Dari kejahatan makhluknya. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul. Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dengki.”

Ruku’


Selesai membaca surah, lalu takbir yaitu mengangkat kedua belah tangan setentang telinga sambil membaca “ALLAAHU-AKBAR”, terus badan membungkuk dan kedua tangannya memegang lutut serta kepala dan punggung lurus dan rata. Setelah tenang lalu membaca :
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ

SUBHAANA RABBIYAL ‘A-DZHIIMI WABIHAMDIH ( 3 x)

Artinya :
“Mahasuci Tuhan Maha Agung serta memujilah aku kepada-Nya”.

I’tidal


Selesai membaca tasbih tiga kali, lalu bangkit dan takbir sambil membaca :
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

“SAMI’AL-LAAHU  LIMAN HA-MIDAH”

Artinya :
“Allah mendengar orang yang memuji-Nya”.

Kemudian tangan diturunkan dan berdiri tegak lurus, lalu membaca :
رَبَّنَالَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّمٰوَاتِ وَمِلْءُ اْلاَرْضِ وَمِلْءُ مَاشِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

“ RABBANAA LAKAL HAMDU MIL-USSAMAAWAATI WA MIL-UL ARDHI WAMIL U MAA SYI’TA MIN SYAI IN BA’DU “

Artinya :
“ Ya Allah Tuhan kami hanya milik-Mu lah segala puji, pujian sepenuh langit, sepenuh bumi, sepenuh apa yang ada diantara keduanya dan sepenuh segala sesuatu yang Engkau kehendaki dan setelahnya“.

Sujud Pertama


Setelah i’tidal, lalu sujud (mencium/tersungkur ke bumi) sambil membaca “ALLAAHU-AKBAR”, Tanpa mengangkat kedua tangan. Maka sambil turun, tangan diletakkan pada kedua lutut, lalu ketika sudah sampai kedua lutut pada bumi maka kedua belah tangan, dahi dan hidung juga ikut dihantarkan kebumi, sedang kedua belah telapak kaki tegak. Lalu membaca :
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْاَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

SUBHAANA RABBIYAL A’LAA WABIHAMDIH ( 3x )

Artinya :
“Maha suci Tuhan, serta memujilah aku kepada-Nya”.

Duduk Antara Dua Sujud


Setelah membaca tasbih tiga kali, kemudian duduk iftirasy yaitu duduk diatas mata kaki atau telapak kaki kiri, telapak kaki kanan di tegakkan dan ujung jari kaki kanan di tekuk menghadap kiblat (bila tidak menyusahkan) sambil membaca “ALLAAHU-AKBAR” dan meletakkan tangan pada lutut, setelah duduk tenang. Kemudian membaca :
رَبِّ اغْفِرْلِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَاعْفُ عَنِّيْ
  
“ RABBIGHFIRLI WARHAMNII WAJBURNII WARFA’NII WARZUQNI WAHDINII WA’AAFINI WAFU`ANNII “.

Artinya :
“Ya Allah, ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku dan cukupkanlah segala kekurangan dan angkatlah derajat kami dan berilah rizqi kepadaku, dan. berilah aku petunjuk dan berilah kesehatan kepadaku dan berilah ampunan kepadaku”.

Sujud Kedua
Sujud kedua dikerjakan sama seperti sujud yang pertama, baik caranya maupun bacaanya.

RAKAAT KEDUA

Setelah selesai sujud yang kedua, maka bangkit dan berdiri tegak lurus sambil membaca “ALLAAHU-AKBAR” tanpa mengangkat kedua tangan dan langsung bersedekap, setelah tenang.

Kemudian langsung membaca surah Al-Fatihah dan dilanjutkan juga dengan surah yang lainnya, seperti :
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿۱﴾ اَللهُ الصَّمَدُ ﴿۲﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ ﴿۳﴾              وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ ﴿٤﴾

BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM.
“QULHU WALLAHU AHAD. ALLAHUS-SHAMAD. LAM YALID WALAM YULAD. WALAM YAKUL-LAHU KUFUWAN AHAD.”

Artinya :
        “Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala makhluk. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia".  
Apabila shalat yang dikerjakan itu magrib, isya, ashar atau dhuhur maka untuk rakaat ke 3 dan ke 4, setelah membaca Surah Al-Fatihah, tidak perlu menambah dengan surah yang lain lagi dan langsung saja ruku’.

Ruku’
Setelah selesai membaca surah, maka ruku’ dan membaca tasbih sama seperti pada rakaat yang pertama.

I’tidal
Juga dikerjakan sama seperti rakaat yang pertama.

Karena ini shalat subuh, maka setelah membaca doa dalam i’tidal yaitu RABBANA LAKAL-HAMDU sampai akhirnya, segera angkat kedua belah tangan untuk membaca doa qunut. Tapi apabila shalat yang dikerjakan itu shalat dhuhur, ashar, magrib atau isya, untuk shalat ini tiada doa qunut.


Doa Qunut Subuh :
اَللّٰهُمَّ اهْدِ نِيْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ . وَعَا فِيْنِ فِيْمَنْ عَافَيْتَ . وَتَوَلَّنِيْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ . وَبَارِكْ لِيْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ . وَقِنِيْ بِرَحْمَتِكَ شَرَّمَا قَضَيْتَ . فَاِنَّكَ تَقْضِيْ وَلَا يُقْضٰى عَلَيْكَ . وَاِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَّالَيْتَ . وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ . تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ . فَلَكَ الْحَمْدُ عَلٰى مَاقَضَيْتَ . اَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ . وَصَلَّى اللهُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ .

ALLAAHUMAHDINII FIIMAN HADAIT, WA AAFINII FIIMAN AAFAIT, WATAWALLANI FIIMAN TAWALLAIT, WABAARIKLII FIIMAA A TOIT, WAQINI BIRAHMATIKA SYARAMAA QADHAIT, FAINNAKATAQDHI WALAYUQDHA ALAIK, WAINNAHU LAYADZILLU MAWWALAIT, WALAYA IDZUMAN AADAIT, TABARAK TARABANNAA WATA AALAIT, FALAKAL HAMDU ALAMAA QADHAIT, ASTAG FIRUKA WA ATUUBU ILAIK, WASHALLALLOOHU ALA SAYYIDINAA MUHAMMADIN NABIYYIL UMMIYYI WA ALA AALIHI WASHAHBIHI WABAARIK WASALLIM.

Artinya :
“Ya allah, berilah aku petunjuk bersama orang-orang yang telah engkau beri petunjuk. Berilah aku keselamatan bersama orang-orang yang telah engkau beri keselamatan. Berkahilah segala apa yang telah engkau berikan kepadaku. Dan peliharalah aku dari kejahatan yang engkau pastikan. Sesungguhnya engkaulah yang menentukan dan tidak ditentukan. Dan sesungguhnya tidaklah hina orang yang telah engkau beri kekuasaan. Dan tidak akan mulia orang yang engkau musuhi. Maha berkahlah engkau ya Tuhan kami dan Maha Tinggi Engkau. Segala puji bagi-Mu atas apa yang telah engkau tentukan. Aku mohon ampun dan aku bertaubat kepadamu. Semoga Allah memberi rahmat dan karunia kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, beserta keluarga dan sahabatnya.”

Sujud
Setelah selesai membaca doa qunut barulah sujud, caranya sama seperti pada rakaat yang pertama.

Duduk Antara Dua Sujud
Ini juga dilakukan sama seperti pada rakaat yang pertama.

Sujud Kedua
Ini juga sama dilakukan seperti sujud sebelumnya.

Tasyahud Akhir
Karena ini shalat subuh, maka setelah bangun dari sujud yang kedua, langsung duduk tahiyyat akhir.

Tapi apabila yang dikerjakan itu shalat dhuhur, ashar, magrib atau isya, setelah sujud yang kedua pada rakaat yang kedua ini lebih dahulu dengan tahiyyat awal.

Duduk Dan Bacaan Tasyahud Awal
Apabila yang dikerjakan itu shalat dhuhur, ashar, magrib atau isya, setelah sujud yang kedua pada rakaat yang kedua ini kita duduk untuk membaca tahiyyat awal, dengan cara duduk diatas kaki kiri dan kaki kanan tegak.

Kemudian membaca bacaan tahiyyat awal :
اَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّـيِّبَاتُ لِلّٰهِ . اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ اَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ . اَلسَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلٰى عِبَادِ اللهِ الصَّلِحِيْنَ . اَشْهَدُ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ . اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ .

“ATTAHIYAATUL MUBAARAKAATUSH SHALAWAA-TUTH THAYY1BAATU LILLAAH. ASSALAAMU ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH. ASSALAAMUALAINAA WA’ALAA `IBAADILLAAHISH SHAALIHHN. ASY-HADU AL LAA ILAAHA ILLALLAAH, WA ASYHADUANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH. ALLAAHUMMA SHALLI ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD”.

Artinya :
“Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan bagi Allah. Salam, rahmat dan berkahNya kupanjatkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad). Salam (keselamatan) semoga tetap untuk kami seluruh hamba yang shaleh-shaleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah Limpahilah rahmat kepada Nabi Muhammad”
Untuk shalat magrib, setelah tasyahud awal, langsung takbir (mengangkat kedua tangan) dan bersedekap. Kemudia membaca surah Al-Fatihah, tanpa menambahka surah yang lain maka langsung ruku’ dengan cara seperti sebelumnya dan setelah sujud yang terakhir barulah ia duduk tasyahud akhir dan membaca bacaan tasyahud akhir. Kemudian salam.

Untuk shalat dhuhur, ashar dan isya, setelah tasyahud awal, maka menambahkan dua rakaat lagi. Disunnatkan untuk takbir mengangkat kedua tangan setelah bangkit dari tasyahud awal. Kemudia membaca surah Al-Fatihah pada rakaat ke-3 dan ke-4 tanpa menambahkan surah yang lain maka langsung ruku’ seperti sebelumnya dan setelah sujud yang terakhir pada rakaat yang ke-4, barulah ia duduk tasyahud akhir dan membaca bacaan tasyahud akhir. Kemudian salam.

Duduk Dan Bacaan Tasyahud Akhir
Duduk tahiyyat akhir/ duduk tawarruk dengan cara memasukkan kaki kiri dibawah pertengahan betis kaki kanan dan patat langsung pada bumi. Telapak kaki kanan tegak lurus dengan jari-jari menekan pada bumi.

Bacaan tasyahud akhir :
اَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّـيِّبَاتُ لِلّٰهِ . اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ اَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ . اَلسَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلٰى عِبَادِ اللهِ الصَّلِحِيْنَ . اَشْهَدُ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ . اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىٰ اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ . كَمَاصَلَّيْتَ عَلىٰ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلىٰ اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىٰ اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ . كَمَا بَارَكْتَ عَلىٰ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلىٰ اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ . فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌمَجِيْدٌ.

“ATTAHIYAATUL MUBAARAKAATUSH SHALAWAA-TUTH THAYY1BAATU LILLAAH. ASSALAAMU ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH. ASSALAAMUALAINAA WA’ALAA `IBAADILLAAHISH SHAALIHHN. ASY-HADU AL LAA ILAAHA ILLALLAAH, WA ASYHADUANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH. ALLAAHUMMA SHALLI ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD. WA ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD. KAMA SHALLAITA ‘ALAA SAYYIDINAAIBRAAHIIM. WA’ALAA AALI SAYYIDINAA IBRAAHIIM. WABAARIK-‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD. WA-‘ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD. KAMAA BAARAKTA ALAA SAYYIDINAA IBRAAHIIM. WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA IBRAAHIIM. FIL’AALA MIINA INNAKA HAMIIDUM MAJIID”.

Artinya :
“Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan bagi Allah. Salam, rahmat dan berkahNya kupanjatkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad). Salam (keselamatan) semoga tetap untuk kami seluruh hamba yang shaleh-shaleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah Limpahilah rahmat kepada Nabi Muhammad. Ya Allah limpahilah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad. Sebagaimana pernah Engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya.Dan limpahilah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya. Sebagaimana Engkau memberi berkah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Diseluruh alam semesta Engkaulah yang terpuji, dan Maha Mulia”

Dan sunnat pula menambahkan doa tahiyyat akhir :

“ALLAAHUMMA INNII A’UUDZU BIKA MIN ‘ADZAABIL-QABRI WA MIN ‘ADZAABIN-NAARI. WA MIN FITNATIL-MAHYAA WAL-MAMAATI WA MIN FITNATIL-MASIIHID-DAJJAAL. ALLAAHUMMAGH-FIR LII MAA QADDAMTU WA MAA AKHKHARTU WA MAA ASRARTU WA MAA A’LANTU WA MAA ASRAFTU WA MAA ANTA A’LAMU BIHII MINII ANTAL-MUQADDIMU WA ANTAL-MUAKHKHIRU LAA ILAAHA ILLAA ANTA. ALLAAHUMMA INNI DHALAMTU NAFSII DHULMAN KATSIIRAN KABIRAA. WA LAA YAGHFIRUDZ-DZUNUUBA ILLA ANTA. FAGHFIR LII MAGHFIRATAN MIN ‘INDIKA. INNAKA ANTALGHAFU-RUR-RAHIIM. YAA MUQALLIBAL-QULUUBI TSABBIT QALBII ‘ALAA DIINIK“.

Artinya :
        “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari siksa kubur dan dari siksa neraka, dari bencana hidup dan bencana mati dan bencana Dajjal. Ya Allah ampunilah untukku dosa-dosa yang telah aku lakukan dan dosa yang belum aku lakukan, dosa yang aku rahasiakan dan dosa yang aku lakukan terang-terangan serta dosa yang aku lakukan berlebih-lebihan dan dosa-dosa yang engkau lebih mengerti daripada aku. Ya Allah engkaulah yang tak bermula dan tak berakhir, tiada Tuhan melainkan engkau. Ya Allah sesungguhnya aku benarr-benar menyalahi diriku sendiri, dan tidak ada yang dapat mengampunkan dosa kecuali engkau, maka ampunilah untukku pengampunan yang dari sisi-mu. Sesungguhnya engkaulah maha pengampung lagi maha penyayang. Wahai dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku dalam aggama-Mu”.

Salam


Setelah selesai membaca bacaan tahiyyat akhir, kemudia salam dengan melihat ke kanan sampai melihat bahu, sambil membaca :
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُالله

“ ASSALAAMU ‘ALAYKUM  WARAHMATUL-LAAH “.

Artinya :
        “Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap melimpah kepada kamu sekalian”.
Dan kemudia salam ke kiri, juga sama.

Dengan begitu maka telah selesailah shalat yang kita kerjakan.
Namun ada beberapa hal yang apabila dilakukan maka dimakruhkan dalam shalat.

MAKRUH DALAM SHALAT

Orang yang sedang shalat dimakruhkan melakukan hal-hal berikut ini, diantaranya :


1. Membaca basmalah sebelum takbir.
2. Menutup mulutmu rapat-rapat.
3. Terbuka kepalanya.
4. Memalingkan muka ke kiri dan ke kanan.
5. Menengadah ke langit.
6. Menahan hadas.
7. Mengangkat tangan saat takbir rakaat ke 2 atau 4.
8. Menambahkan surah lain pada rakaat ke 3 dan 4.
9. Memanjangkan shalawat pada tahiyyat awal.
10. Menggoyang-goyangkan anak jari.
11. Berbau badan atau mulut yang tiada menyiksa dalam berjamaah.
12. Melakukan hal-hal yang mengurangi ke khusyu’an shalat.


Demikianlah tentang bagaimana cara mengerjakan shalat fardhu lima waktu dan lafadh niatnya serta hal-hal yang dapat mengurangi pahala dalam beribadah shalat yaitu hal-hal yang makruh dikerjakan ketika shalat. Lanjut dengan doa/zikir setelah selesai shalat fardhu lima waktu. Semoga dapat bermanfaat. Wassalam wr.wb !

Tata Cara Shalat Fardhu 5 Waktu Lengkap Dengan Niat, Bacaan Doa Dan Gambar

CARA MENGERJAKAN SHALAT FARDHU LIMA WAKTU

Shalat berasal dari kata bahasa arab yang artinya menurut bahasa ialah doa.
Menurut syara` shalat adalah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadat dalam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan syara’.

Bacaan Lafadh Niat Shalat Lima Waktu :

1.      Dhuhur
أُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءًلله تعالى
“ Sengaja aku mengerjakan sembahyang fardhu Dhuhur empat rakaat menghadap kiblat karena Allah ta’ala”.

2.      Ashar
أُصَلِّى فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءًلله تعالى
“ Sengaja aku mengerjakan sembahyang fardhu Ashar empat rakaat menghadap kiblat karena Allah ta’ala”.

3.      Magrib
أُصَلِّى فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءًلله تعالى
“ Sengaja aku mengerjakan sembahyang fardhu Magrib tiga rakaat menghadap kiblat karena Allah ta’ala”.

4.      Insya
أُصَلِّى فَرْضَ الْعِشَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءًلله تعالى
“ Sengaja aku mengerjakan sembahyang fardhu Isya empat rakaat menghadap kiblat karena Allah ta’ala”.

5.      Subuh
أُصَلِّى فَرْضَ الصُّبْحِ رَكَعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءًلله تعالى
“ Sengaja aku mengerjakan sembahyang fardhu Subuh dua rakaat menghadap kiblat karena Allah ta’ala”.

RAKAAT PERTAMA

Takbiratul-Ihram


Berdiri tegak menghadap ke kiblat. Kemudian mengucapkan lafadh niat shalat subuh :
أُصَلِّى فَرْضَ الصُّبْحِ رَكَعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءًلله تعالى

Lalu takbir atau mengangkat kedua belah tangan sampai bersentuhan ibu jari dengan bagian bawah telinga, sambil mengucapkan :
اَللهُ اَكْبَرُ

Bersamaan dengan mengucapkan “ALLAAHU-AKBAR”  ini, dalam hati juga ikutan berniat “sengaja aku megerjakan shalat fardhu subuh dua rakaat menghadap kiblat karena Allah taala.” Memasukkan niat mulai dari pertama mengucap kalimat Allahu sampai habisnya pada kalimat Akbar, tidak boleh terdahului ataupun terlewati takbir itu.

Maka setelah takbiratul-ihram, lalu bersedekap yaitu kedua tangan diletakkan pada lambung yang kiri yaitu antara dada dan pusat dan menggenggam tangannya yang kiri oleh yang kanan dengan jari telunjuk yang kanan terbuka dan menempel pada tangan yang kiri.

Kemudian dilanjutkan dengan membaca doa iftitah :
اَللهُ اَكْبَرْ كَبِرًا . وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا . وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً . وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَاْ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ . إِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ . لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذٰلِكِ أُمِرْتُ وَأَنَاْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ .

ALLAHU AKBAR KABIRAAN WAL HAMDU LILLAHI KATSIIRAAN WASUBHAANALLAHI BUKRATAN WA ASHIILAA. WAJJAAHTU WAJHIYA LILLADZII FATHARASSAMAAWAATI WAL-ARDHA HANIIFAN MUSLIMAN WAMAAANAA MINAL MUSYRIKIIN. INNA SHALAATII WANUSUKII. WAMAHYAAYA WAMAMAATI  LILLAAHI RABBIL ‘AALAMIIN. LAASYARIIKALAHU WABIDZAALIKA UMIRTU WA ANAA MINAL MUSLIMIN.
Artinya :
“Allah Maha Besar lagi sempurna Kcbesaran-Nya, segala puji bagi-Nya dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. Kuhadapkan muka hatiku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin. Sesungguhnya shalatku ibadatku, hidupku dan matiku semata hanya untuk Allah Seru sekalian alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan aku diperintahkan untuk tidak menyekutukan bagi-Nya. Dan aku dari golongan orang muslimin”.

Setelah membaca doa iftitah, maka dilanjutkan dengan membaca surah Al-Fatihah :
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ﴿۱﴾۱
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ﴿۲﴾ اَلرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ﴿۳﴾ مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ ﴿٤﴾ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ ﴿٥﴾ اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ ﴿٦﴾ صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّآلِّيْنَ ﴿٧﴾

BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM.
“ALHAMDU LILLAHI RABBIL ‘AALAMIIN. ARRAHMAANIRAHIIM. MAALIKI YAUMIDDIIN. IYYAAKA NA`BUDU WAIYYAAKA NASTA -`IIN. IHDINASH SHIRAATHAL MUSTAQIM. SHIRAATHAL LADZIINA AN-‘AMTA ‘ALAIHIM. GHAIRIL MAGHDHUUBI `ALAIHIM WALADH DHAAALLIIN”
AAMIIIN

Artinya :
“Dengan nama Allah pengasih dan penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Yang pengasih dan penyayang. Yang menguasai hari kemudian. Pada-Mu lah aku mengabdi dan kepada-Mu lah aku meminta pertolongan. Tunjukilah kami ke jalan yang lurus. Bagaikan jalannya orang-orang yang telah Engkau beri ni’mat. Bukan jalan mereka yang pernah Engkau murkai, atau jalannya orang-orang yang sesat”.

Kemudian dilanjutkan dengan membaca salah satu surah yang lainnya, seperti :
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ﴿۱﴾ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ ﴿۲﴾ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ ﴿۳﴾ وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰاثَاتِ فِى الْعُقَدِ ﴿٤﴾  وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ ﴿٥﴾

BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM.
“QUL A’UUDZU BIRABBIL-FALAQ. MIN SYARRI MAA KHALAQ. WA MIN SYARRI GHAASIQIN IDZAA WAQAB. WA MIN SYARRIN-NAFFAATSAATI FIL’UQAD. WA MIN SYARRI HAASIDIN IDZAA DASAD.”

Artinya :
        “Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Katakanlah : Aku aku berlindung kepada tuhan yang menguasai subuh. Dari kejahatan makhluknya. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul. Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dengki.”

Ruku’


Selesai membaca surah, lalu takbir yaitu mengangkat kedua belah tangan setentang telinga sambil membaca “ALLAAHU-AKBAR”, terus badan membungkuk dan kedua tangannya memegang lutut serta kepala dan punggung lurus dan rata. Setelah tenang lalu membaca :
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ

SUBHAANA RABBIYAL ‘A-DZHIIMI WABIHAMDIH ( 3 x)

Artinya :
“Mahasuci Tuhan Maha Agung serta memujilah aku kepada-Nya”.

I’tidal


Selesai membaca tasbih tiga kali, lalu bangkit dan takbir sambil membaca :
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

“SAMI’AL-LAAHU  LIMAN HA-MIDAH”

Artinya :
“Allah mendengar orang yang memuji-Nya”.

Kemudian tangan diturunkan dan berdiri tegak lurus, lalu membaca :
رَبَّنَالَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّمٰوَاتِ وَمِلْءُ اْلاَرْضِ وَمِلْءُ مَاشِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

“ RABBANAA LAKAL HAMDU MIL-USSAMAAWAATI WA MIL-UL ARDHI WAMIL U MAA SYI’TA MIN SYAI IN BA’DU “

Artinya :
“ Ya Allah Tuhan kami hanya milik-Mu lah segala puji, pujian sepenuh langit, sepenuh bumi, sepenuh apa yang ada diantara keduanya dan sepenuh segala sesuatu yang Engkau kehendaki dan setelahnya“.

Sujud Pertama


Setelah i’tidal, lalu sujud (mencium/tersungkur ke bumi) sambil membaca “ALLAAHU-AKBAR”, Tanpa mengangkat kedua tangan. Maka sambil turun, tangan diletakkan pada kedua lutut, lalu ketika sudah sampai kedua lutut pada bumi maka kedua belah tangan, dahi dan hidung juga ikut dihantarkan kebumi, sedang kedua belah telapak kaki tegak. Lalu membaca :
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْاَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

SUBHAANA RABBIYAL A’LAA WABIHAMDIH ( 3x )

Artinya :
“Maha suci Tuhan, serta memujilah aku kepada-Nya”.

Duduk Antara Dua Sujud


Setelah membaca tasbih tiga kali, kemudian duduk iftirasy yaitu duduk diatas mata kaki atau telapak kaki kiri, telapak kaki kanan di tegakkan dan ujung jari kaki kanan di tekuk menghadap kiblat (bila tidak menyusahkan) sambil membaca “ALLAAHU-AKBAR” dan meletakkan tangan pada lutut, setelah duduk tenang. Kemudian membaca :
رَبِّ اغْفِرْلِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَاعْفُ عَنِّيْ
  
“ RABBIGHFIRLI WARHAMNII WAJBURNII WARFA’NII WARZUQNI WAHDINII WA’AAFINI WAFU`ANNII “.

Artinya :
“Ya Allah, ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku dan cukupkanlah segala kekurangan dan angkatlah derajat kami dan berilah rizqi kepadaku, dan. berilah aku petunjuk dan berilah kesehatan kepadaku dan berilah ampunan kepadaku”.

Sujud Kedua
Sujud kedua dikerjakan sama seperti sujud yang pertama, baik caranya maupun bacaanya.

RAKAAT KEDUA

Setelah selesai sujud yang kedua, maka bangkit dan berdiri tegak lurus sambil membaca “ALLAAHU-AKBAR” tanpa mengangkat kedua tangan dan langsung bersedekap, setelah tenang.

Kemudian langsung membaca surah Al-Fatihah dan dilanjutkan juga dengan surah yang lainnya, seperti :
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿۱﴾ اَللهُ الصَّمَدُ ﴿۲﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ ﴿۳﴾              وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ ﴿٤﴾

BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM.
“QULHU WALLAHU AHAD. ALLAHUS-SHAMAD. LAM YALID WALAM YULAD. WALAM YAKUL-LAHU KUFUWAN AHAD.”

Artinya :
        “Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala makhluk. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia".  
Apabila shalat yang dikerjakan itu magrib, isya, ashar atau dhuhur maka untuk rakaat ke 3 dan ke 4, setelah membaca Surah Al-Fatihah, tidak perlu menambah dengan surah yang lain lagi dan langsung saja ruku’.

Ruku’
Setelah selesai membaca surah, maka ruku’ dan membaca tasbih sama seperti pada rakaat yang pertama.

I’tidal
Juga dikerjakan sama seperti rakaat yang pertama.

Karena ini shalat subuh, maka setelah membaca doa dalam i’tidal yaitu RABBANA LAKAL-HAMDU sampai akhirnya, segera angkat kedua belah tangan untuk membaca doa qunut. Tapi apabila shalat yang dikerjakan itu shalat dhuhur, ashar, magrib atau isya, untuk shalat ini tiada doa qunut.


Doa Qunut Subuh :
اَللّٰهُمَّ اهْدِ نِيْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ . وَعَا فِيْنِ فِيْمَنْ عَافَيْتَ . وَتَوَلَّنِيْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ . وَبَارِكْ لِيْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ . وَقِنِيْ بِرَحْمَتِكَ شَرَّمَا قَضَيْتَ . فَاِنَّكَ تَقْضِيْ وَلَا يُقْضٰى عَلَيْكَ . وَاِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَّالَيْتَ . وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ . تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ . فَلَكَ الْحَمْدُ عَلٰى مَاقَضَيْتَ . اَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ . وَصَلَّى اللهُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ .

ALLAAHUMAHDINII FIIMAN HADAIT, WA AAFINII FIIMAN AAFAIT, WATAWALLANI FIIMAN TAWALLAIT, WABAARIKLII FIIMAA A TOIT, WAQINI BIRAHMATIKA SYARAMAA QADHAIT, FAINNAKATAQDHI WALAYUQDHA ALAIK, WAINNAHU LAYADZILLU MAWWALAIT, WALAYA IDZUMAN AADAIT, TABARAK TARABANNAA WATA AALAIT, FALAKAL HAMDU ALAMAA QADHAIT, ASTAG FIRUKA WA ATUUBU ILAIK, WASHALLALLOOHU ALA SAYYIDINAA MUHAMMADIN NABIYYIL UMMIYYI WA ALA AALIHI WASHAHBIHI WABAARIK WASALLIM.

Artinya :
“Ya allah, berilah aku petunjuk bersama orang-orang yang telah engkau beri petunjuk. Berilah aku keselamatan bersama orang-orang yang telah engkau beri keselamatan. Berkahilah segala apa yang telah engkau berikan kepadaku. Dan peliharalah aku dari kejahatan yang engkau pastikan. Sesungguhnya engkaulah yang menentukan dan tidak ditentukan. Dan sesungguhnya tidaklah hina orang yang telah engkau beri kekuasaan. Dan tidak akan mulia orang yang engkau musuhi. Maha berkahlah engkau ya Tuhan kami dan Maha Tinggi Engkau. Segala puji bagi-Mu atas apa yang telah engkau tentukan. Aku mohon ampun dan aku bertaubat kepadamu. Semoga Allah memberi rahmat dan karunia kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, beserta keluarga dan sahabatnya.”

Sujud
Setelah selesai membaca doa qunut barulah sujud, caranya sama seperti pada rakaat yang pertama.

Duduk Antara Dua Sujud
Ini juga dilakukan sama seperti pada rakaat yang pertama.

Sujud Kedua
Ini juga sama dilakukan seperti sujud sebelumnya.

Tasyahud Akhir
Karena ini shalat subuh, maka setelah bangun dari sujud yang kedua, langsung duduk tahiyyat akhir.

Tapi apabila yang dikerjakan itu shalat dhuhur, ashar, magrib atau isya, setelah sujud yang kedua pada rakaat yang kedua ini lebih dahulu dengan tahiyyat awal.

Duduk Dan Bacaan Tasyahud Awal
Apabila yang dikerjakan itu shalat dhuhur, ashar, magrib atau isya, setelah sujud yang kedua pada rakaat yang kedua ini kita duduk untuk membaca tahiyyat awal, dengan cara duduk diatas kaki kiri dan kaki kanan tegak.

Kemudian membaca bacaan tahiyyat awal :
اَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّـيِّبَاتُ لِلّٰهِ . اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ اَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ . اَلسَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلٰى عِبَادِ اللهِ الصَّلِحِيْنَ . اَشْهَدُ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ . اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ .

“ATTAHIYAATUL MUBAARAKAATUSH SHALAWAA-TUTH THAYY1BAATU LILLAAH. ASSALAAMU ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH. ASSALAAMUALAINAA WA’ALAA `IBAADILLAAHISH SHAALIHHN. ASY-HADU AL LAA ILAAHA ILLALLAAH, WA ASYHADUANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH. ALLAAHUMMA SHALLI ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD”.

Artinya :
“Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan bagi Allah. Salam, rahmat dan berkahNya kupanjatkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad). Salam (keselamatan) semoga tetap untuk kami seluruh hamba yang shaleh-shaleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah Limpahilah rahmat kepada Nabi Muhammad”
Untuk shalat magrib, setelah tasyahud awal, langsung takbir (mengangkat kedua tangan) dan bersedekap. Kemudia membaca surah Al-Fatihah, tanpa menambahka surah yang lain maka langsung ruku’ dengan cara seperti sebelumnya dan setelah sujud yang terakhir barulah ia duduk tasyahud akhir dan membaca bacaan tasyahud akhir. Kemudian salam.

Untuk shalat dhuhur, ashar dan isya, setelah tasyahud awal, maka menambahkan dua rakaat lagi. Disunnatkan untuk takbir mengangkat kedua tangan setelah bangkit dari tasyahud awal. Kemudia membaca surah Al-Fatihah pada rakaat ke-3 dan ke-4 tanpa menambahkan surah yang lain maka langsung ruku’ seperti sebelumnya dan setelah sujud yang terakhir pada rakaat yang ke-4, barulah ia duduk tasyahud akhir dan membaca bacaan tasyahud akhir. Kemudian salam.

Duduk Dan Bacaan Tasyahud Akhir
Duduk tahiyyat akhir/ duduk tawarruk dengan cara memasukkan kaki kiri dibawah pertengahan betis kaki kanan dan patat langsung pada bumi. Telapak kaki kanan tegak lurus dengan jari-jari menekan pada bumi.

Bacaan tasyahud akhir :
اَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّـيِّبَاتُ لِلّٰهِ . اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ اَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ . اَلسَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلٰى عِبَادِ اللهِ الصَّلِحِيْنَ . اَشْهَدُ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ . اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىٰ اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ . كَمَاصَلَّيْتَ عَلىٰ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلىٰ اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىٰ اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ . كَمَا بَارَكْتَ عَلىٰ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلىٰ اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ . فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌمَجِيْدٌ.

“ATTAHIYAATUL MUBAARAKAATUSH SHALAWAA-TUTH THAYY1BAATU LILLAAH. ASSALAAMU ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH. ASSALAAMUALAINAA WA’ALAA `IBAADILLAAHISH SHAALIHHN. ASY-HADU AL LAA ILAAHA ILLALLAAH, WA ASYHADUANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH. ALLAAHUMMA SHALLI ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD. WA ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD. KAMA SHALLAITA ‘ALAA SAYYIDINAAIBRAAHIIM. WA’ALAA AALI SAYYIDINAA IBRAAHIIM. WABAARIK-‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD. WA-‘ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD. KAMAA BAARAKTA ALAA SAYYIDINAA IBRAAHIIM. WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA IBRAAHIIM. FIL’AALA MIINA INNAKA HAMIIDUM MAJIID”.

Artinya :
“Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan bagi Allah. Salam, rahmat dan berkahNya kupanjatkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad). Salam (keselamatan) semoga tetap untuk kami seluruh hamba yang shaleh-shaleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah Limpahilah rahmat kepada Nabi Muhammad. Ya Allah limpahilah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad. Sebagaimana pernah Engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya.Dan limpahilah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya. Sebagaimana Engkau memberi berkah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Diseluruh alam semesta Engkaulah yang terpuji, dan Maha Mulia”

Dan sunnat pula menambahkan doa tahiyyat akhir :

“ALLAAHUMMA INNII A’UUDZU BIKA MIN ‘ADZAABIL-QABRI WA MIN ‘ADZAABIN-NAARI. WA MIN FITNATIL-MAHYAA WAL-MAMAATI WA MIN FITNATIL-MASIIHID-DAJJAAL. ALLAAHUMMAGH-FIR LII MAA QADDAMTU WA MAA AKHKHARTU WA MAA ASRARTU WA MAA A’LANTU WA MAA ASRAFTU WA MAA ANTA A’LAMU BIHII MINII ANTAL-MUQADDIMU WA ANTAL-MUAKHKHIRU LAA ILAAHA ILLAA ANTA. ALLAAHUMMA INNI DHALAMTU NAFSII DHULMAN KATSIIRAN KABIRAA. WA LAA YAGHFIRUDZ-DZUNUUBA ILLA ANTA. FAGHFIR LII MAGHFIRATAN MIN ‘INDIKA. INNAKA ANTALGHAFU-RUR-RAHIIM. YAA MUQALLIBAL-QULUUBI TSABBIT QALBII ‘ALAA DIINIK“.

Artinya :
        “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari siksa kubur dan dari siksa neraka, dari bencana hidup dan bencana mati dan bencana Dajjal. Ya Allah ampunilah untukku dosa-dosa yang telah aku lakukan dan dosa yang belum aku lakukan, dosa yang aku rahasiakan dan dosa yang aku lakukan terang-terangan serta dosa yang aku lakukan berlebih-lebihan dan dosa-dosa yang engkau lebih mengerti daripada aku. Ya Allah engkaulah yang tak bermula dan tak berakhir, tiada Tuhan melainkan engkau. Ya Allah sesungguhnya aku benarr-benar menyalahi diriku sendiri, dan tidak ada yang dapat mengampunkan dosa kecuali engkau, maka ampunilah untukku pengampunan yang dari sisi-mu. Sesungguhnya engkaulah maha pengampung lagi maha penyayang. Wahai dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku dalam aggama-Mu”.

Salam


Setelah selesai membaca bacaan tahiyyat akhir, kemudia salam dengan melihat ke kanan sampai melihat bahu, sambil membaca :
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُالله

“ ASSALAAMU ‘ALAYKUM  WARAHMATUL-LAAH “.

Artinya :
        “Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap melimpah kepada kamu sekalian”.
Dan kemudia salam ke kiri, juga sama.

Dengan begitu maka telah selesailah shalat yang kita kerjakan.
Namun ada beberapa hal yang apabila dilakukan maka dimakruhkan dalam shalat.

MAKRUH DALAM SHALAT

Orang yang sedang shalat dimakruhkan melakukan hal-hal berikut ini, diantaranya :


1. Membaca basmalah sebelum takbir.
2. Menutup mulutmu rapat-rapat.
3. Terbuka kepalanya.
4. Memalingkan muka ke kiri dan ke kanan.
5. Menengadah ke langit.
6. Menahan hadas.
7. Mengangkat tangan saat takbir rakaat ke 2 atau 4.
8. Menambahkan surah lain pada rakaat ke 3 dan 4.
9. Memanjangkan shalawat pada tahiyyat awal.
10. Menggoyang-goyangkan anak jari.
11. Berbau badan atau mulut yang tiada menyiksa dalam berjamaah.
12. Melakukan hal-hal yang mengurangi ke khusyu’an shalat.


Demikianlah tentang bagaimana cara mengerjakan shalat fardhu lima waktu dan lafadh niatnya serta hal-hal yang dapat mengurangi pahala dalam beribadah shalat yaitu hal-hal yang makruh dikerjakan ketika shalat. Lanjut dengan doa/zikir setelah selesai shalat fardhu lima waktu. Semoga dapat bermanfaat. Wassalam wr.wb !

15 comments:

  1. Alhamdulillah...Bermanfaat sekali.

    ReplyDelete
  2. Terimakasih, sangat bermanfaat.
    semoga dibalas kebaikan rizki sudah membagikan ilmu

    ReplyDelete
  3. Assalamu alaikum...cuma mau bilang trima kasih
    Alhamdulillah info ini sangat bermanfaat buat sya ...
    Sekali lagi makasih😇

    ReplyDelete
  4. Assalamu'alaikum admin. Sedikit dari yang saya pelajari.. bahwa 'inni wajjahtu' itu tidak termasuk di dalam bacaan sholat. Tapi 'wajjahtu'. Terimakasih, yuk belajar sama2 lagi ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. TerimaKasih Kk karena telah sedia membaca dengan teliti dan mengoreksi atas penambahan "inni" sebelum "wajjahtu".
      Sesungguhnya Admin juga tidak pernah menambahkan bacaan "inni" sebelum "wajjahtu" dalam bacaan doa iftitah shalat.
      Tapi postingan ini Admin kutip hanya berdasarkan sumber dan juga buku Pedoman Tuntunan Shalat.
      Karena koreksinya Kk, sekarang Admin juga mendapat tambahan ilmu baru, bahwa ada hadist tapi kurang shahih yang menambahkan "inni" sebelum "wajjahtu" namun itu diluar bacaan shalat melainkan pada tata cara menyembelih hewan qurban.
      Maka daripada itu Admin juga telah memperbaiki kembali akan postingan ini. Karena untuk kita yang baru belajar hadist yang shahih itulah yg lebih utama.dan
      Semoga tidak terjadi lagi kesalahan untuk pedoman pembelajaran pemula. Terima Kasih !

      Delete
  5. Jika kita sedang menjadi makmum di bagian apa saja yg berbeda bacaannya dan apa yg wajib kita baca saat itu,terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Assalamualaikum Kk..
      Untuk bacaan dalam shalat, baik kita menjadi Imam/Makmum maka tidak ada bacaan yg berbeda, bacaannya tetap sama seperti saat kita shalat secara sendirian.
      yg berbeda hanya pada niat nya saja, jikalau ia pada posisi Imam maka diniatkan ia Imam dan jikalu ia pada posisi Makmum maka diniatkan pula ia Makmum.
      dan jikalau ia makmum, maka pada saat Imam membaca surah Al-fatihah, ia mendengarkan Al-fatihah nya Imam kemudian setelah selesai Al-fatihah nya imam barulah si Makmum membaca surah Al-fatihah tetapi bacaan si Makmum dilakukan secara suara yg kecil. dan bagi si Makmum juga mengikuti segala gerakannya imam dan jangan juga mendahului Imam.

      Delete
  6. Pa ustad setelah sholat biasanya orang2 baca dzikir kasih tau dong apa aja yang harus di baca . Pengen belajar pak

    ReplyDelete
  7. Sangat membantu artikel nya. Moga Sukses selalu, jangan lupa kunjungi dan share juga website mp3 kami http://hitsmp3z.wapque.com

    ReplyDelete
  8. thank nice infonya, kunjungi http://bit.ly/2RkKi1m

    ReplyDelete
  9. Assalamualaikum..saya mau tanya apakah setiap selesai baca alfatihah selalu di lanjutkan dgn surah pendek? Misal 4 rakaat berarti 4 surah pendek?

    ReplyDelete
  10. Assalamualaikum, terima kasih ilmunya

    ReplyDelete

Subscribe Our Newsletter