Wudhu Syarat Fardhu Sunah Cara Doa Batal dan Larangan Tiada Wudhu - Yusril Samalanga -->
WUDHU/AIR SEMBAHYANG
Wudhu menurut syariat islam artinya menggunakan air untuk membasahi anggota badan yang tertentu dimulai dengan niat.

Orang yang akan mengerjakan shalat, harus berwudhu terlebih dahulu, karena wudhu cara untuk menyucikan diri daripada hadast kecil yang merupakan syarat sahnya shalat.

Syarat-Syarat Wudhu

Ialah segala sesuatu yang harus terpenuhi agar sah-nya mengerjakan segala fardhu dan segala sunah dalam mengambil air sembahyang. Maka syarat-syarat wudhu adalah sebagai berikut :
1.      Islam.
2.      Mengerti cara berwdhu.
3.      Air yang suci lagi menyucikan yaitu air muthlak.
4.      Mengalir air pada anggota tubuh yang harus dibasuh.
5.      Tidak ada sesuatu yang menghalangi sampai air ke anggota wudhu seperti cat, getah, lilin, dsb.
6.      Telah tiba waktu bagi orang yang terkena penyakit isti’adah atau terus-menerus keluar kencing.

Fardhu Wudhu

Ialah segala sesuatu yang wajib dikerjakan agar sah-nya Air Sembahyang, apabila ditinggalkan batallah ia/tidak sah. Fardhu air sembahyang ada 6 perkara, yaitu :
1.      Niat. Niat didalam hati bersamaan dengan membasuh muka.
2.      Membasuh sekalian muka, kulit-nya dan bulu-nya (dengan perbatasan panjangnya yaitu daripada tempat sehabis tumbuh rambut kepala sampai kepada yang dibawah dagu dan lebarnya yaitu barang yang antara kedua telinga) serta memukaranahkan niat pada muka ketika pertama kali bersentuhan air dengan kulit, yaitu :
نَوَيْتُ رَفْعَ الْحَدَثِ
“Sengaja Aku mengangkatkan Hadas”
3.      Membasuh kedua tangan serta kedua siku, kulit-nya dan bulu-nya, dan wajib pula menghilangkan tiap-tiap yang menghalangi sampainya air pada kulit, seperti kapur, getah, cat dan lain sebagai-nya.
4.      Menyapu sebagian kulit kepala atau rambut yang pada perbatasan kepala.
5.      Membasuh kedua kaki.
6.      Tertib. Seperti yang telah tersebut diatas.

Sunah Wudhu

Ialah segala sesuatu yang dikerjakan akan diberikan pahala yang lebih, apabila ditinggalkan juga tidak apa-apa/tetap sah air sembahyang-nya. Sunah-sunah pada air sembahyang diantaranya, yaitu :
1.      Mengucap Bismillah.
2.      Mendahulukan membasuh yang kanan.
3.      Membasuh kedua telapak tangan.
4.      Bersugi, membersihkan gigi.
5.      Berkumur-kumur.
6.      Memasukkan sedikit air ke lubang hidung.
7.      Membasuh tiga-tiga kali.
8.      Menyapu seluruh kepala.
9.      Mengusap/menyela-nyela janggut yang tebal.
10.  Menyapu kedua telinga serta memasukkan kedua telunjuk dalam lubang-nya.
11.  Tidak melebihi dalam membasuh, cukup tiga kali basuh.
12.  Jangan meminta tolong pada orang lain untuk membasuh kecuali dalam keaadaan ‘odhor.
13.  Muwalat atau beriring-iringan/bersambung tanpa berhenti.
14.  Jangan memercikkan bekasan air sembahyang.
15.  Membaca doa setelah selesai mengambil air sembahyang dan menghadap kiblat.




Cara Berwudhu Atau Mengambil Air Sembahyang

Seseorang yang apabila hendak mengerjakan shalat, membawa qur’an, thawaf maka dia harus berwudhu terlebih dahulu. Jika tiada maka haram atasnya.

Maka sebelum berwudhu kita harus membersihkan dahulu najis yang ada pada badan maupun sesuatu yang menjadi penghalang bagi sampainya air pada anggota wudhu seperti cat, getah, dan sebagainya.

Cara berwudhu atau mengambil air sembahyang adalah sebagai berikut :
1.      Membaca basmalah sambil mencuci kedua belah tangan sampai pergelangan tangan hingga bersih.


2.      Kemudian berkumur-kumur tiga kali dan juga memasukkan sedikit air kedalam hidung.


3.      Kemudian membasuh muka tiga kali, dimulai dari atas/pertumbuhan rambut kepala hingga bawah dagu, dan dari telinga kanan ketelinga kiri. Sambil berniat :
نَوَيْتُ رَفْعَ الْحَدَثِ
“Sengaja Aku mengangkatkan Hadas”


4.      Kemudian membasuh tangan kanan terlebih dahulu sampai dengan siku-siku tiga kali sambil menggosok-gosoknya, dan tangan kiri juga demikian.


5.      Kemudian menyapu sebagian kepala/rambut kepala tiga kali. Jika ingin mengerjakan sunah maka menyapu seluruh kepala/rambut kepala.


6.      Kemudian mengusap dua telinga luar dan dalam, dengan cara memasukkan jari telunjuk kedalam lubang telinga dan ibu jari di luarnya.


7.      Kemudian membasuh kedua kaki sampai dengan mata kaki sambil menggosoknya.


8.      Setelah selesai semuanya, lalu berdoa


Doa Selesai Wudhu

Setelah selesai berwudhu disunatkan membaca doa sambil berdiri menghadap kiblat dan menadahkan tangan keatas serta melihat keatas dan berdoa :
اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّالله وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ وَاجْعَلْنِ مِنْ عِبَادِ كَ الصَّالِحِيْنَ.
اَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ.
“ Aku bersaksi bahwasanya tiada Tuhan melainkan Allah tiada sekutu baginya dan aku bersaksi bahwasanya nabi Muhammad adalah hamba dan rasul Allah. Ya Allah jadikanlah aku termasuk golongan orang-orang yang bertaubat, dan jadikanlah aku termasuk golongan orang-orang yang suci, dan jadikanlah aku termasuk kedalam golongan orang-orang yang saleh. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”

Yang Membatalkan Wudhu

Ialah sesuatu yang mengharuskan kita untuk mengambil air sembahyang kembali. Yang membatalkan air sembahyang itu 6 perkara, yaitu :
1.      Keluar sesuatu daripada dua jalan ( qubul & dhubur ), melainkan air mani.
2.      Hilang akal sebab gila, pingsan, atau mabuk.
3.      Hilang akal sebab tidur, melainkan tidur yang tetap pada tempat-nya.
4.      Bersentuhan kulit laki-laki dengan perempuan yang bukan muhrim.
5.      Memegang Qubul ataupun Dhubur orang lain dengan batin telapak tangan/jari dengan tiada berlapik.
6.      Menyentuh qubul ataupun dhubur sendiri.
Sunah juga mengambil air sembahyang kembali meski tanpa ada yang membatalkannya ataupun karena kurang yakin akan masih adanya air sembahyang seperti “ sebelumnya ketika kita dirumah telah mengambil air sembahyang, lalu selang beberapa waktu kemudian kita pergi misal mengaji dan ingin membaca al-quran tapi timbul akan keraguan dalam hati, apakah masih ada wudhu atau tidak tapi seingat kita tadi dirumah telah berwudhu ( tiada mengapa mengambil akan ingat itu ). Maka pada perkara yang seperti ini disunahkan pula untuk mengambil air sembahyang kembali.

Larangan Bagi Orang Yang Berhadats Kecil

Apabila air sembahyang pada seseorang telah batal, maka haramlah ia Tawaf Baitullah, Sembahyang dan Memegang Al-qur’an/mushaf. Tetapi deperbolehkan mengangkatkan al-qur’an/mushaf tanpa air sembahyang jika di kasadkan Al-qur’an itu mata benda semata-mata, dan membuka lembaran-nya dengan kayu. Dan halal juga bagi kanak-kanak memegangnya karena ingin belajar mentadarus-nya.


Maka sampai disini tengtang perkara wudhu/air sembahyang dan syarat-syarat wudhu dan fardhu wudhu dan sunah wudhu dan cara mengerjakan wudhu dan doa setelah selesai berwudhu serta segala sesuatu yang dapat membatalkannya juga larangan bagi yang tiada berwudhu. Semoga dapat menjadi pembelajaran yang bermanfaat bagi kita semua. Wassalamu’alaikum wr.wb !

Wudhu Syarat Fardhu Sunah Cara Doa Batal dan Larangan Tiada Wudhu

WUDHU/AIR SEMBAHYANG
Wudhu menurut syariat islam artinya menggunakan air untuk membasahi anggota badan yang tertentu dimulai dengan niat.

Orang yang akan mengerjakan shalat, harus berwudhu terlebih dahulu, karena wudhu cara untuk menyucikan diri daripada hadast kecil yang merupakan syarat sahnya shalat.

Syarat-Syarat Wudhu

Ialah segala sesuatu yang harus terpenuhi agar sah-nya mengerjakan segala fardhu dan segala sunah dalam mengambil air sembahyang. Maka syarat-syarat wudhu adalah sebagai berikut :
1.      Islam.
2.      Mengerti cara berwdhu.
3.      Air yang suci lagi menyucikan yaitu air muthlak.
4.      Mengalir air pada anggota tubuh yang harus dibasuh.
5.      Tidak ada sesuatu yang menghalangi sampai air ke anggota wudhu seperti cat, getah, lilin, dsb.
6.      Telah tiba waktu bagi orang yang terkena penyakit isti’adah atau terus-menerus keluar kencing.

Fardhu Wudhu

Ialah segala sesuatu yang wajib dikerjakan agar sah-nya Air Sembahyang, apabila ditinggalkan batallah ia/tidak sah. Fardhu air sembahyang ada 6 perkara, yaitu :
1.      Niat. Niat didalam hati bersamaan dengan membasuh muka.
2.      Membasuh sekalian muka, kulit-nya dan bulu-nya (dengan perbatasan panjangnya yaitu daripada tempat sehabis tumbuh rambut kepala sampai kepada yang dibawah dagu dan lebarnya yaitu barang yang antara kedua telinga) serta memukaranahkan niat pada muka ketika pertama kali bersentuhan air dengan kulit, yaitu :
نَوَيْتُ رَفْعَ الْحَدَثِ
“Sengaja Aku mengangkatkan Hadas”
3.      Membasuh kedua tangan serta kedua siku, kulit-nya dan bulu-nya, dan wajib pula menghilangkan tiap-tiap yang menghalangi sampainya air pada kulit, seperti kapur, getah, cat dan lain sebagai-nya.
4.      Menyapu sebagian kulit kepala atau rambut yang pada perbatasan kepala.
5.      Membasuh kedua kaki.
6.      Tertib. Seperti yang telah tersebut diatas.

Sunah Wudhu

Ialah segala sesuatu yang dikerjakan akan diberikan pahala yang lebih, apabila ditinggalkan juga tidak apa-apa/tetap sah air sembahyang-nya. Sunah-sunah pada air sembahyang diantaranya, yaitu :
1.      Mengucap Bismillah.
2.      Mendahulukan membasuh yang kanan.
3.      Membasuh kedua telapak tangan.
4.      Bersugi, membersihkan gigi.
5.      Berkumur-kumur.
6.      Memasukkan sedikit air ke lubang hidung.
7.      Membasuh tiga-tiga kali.
8.      Menyapu seluruh kepala.
9.      Mengusap/menyela-nyela janggut yang tebal.
10.  Menyapu kedua telinga serta memasukkan kedua telunjuk dalam lubang-nya.
11.  Tidak melebihi dalam membasuh, cukup tiga kali basuh.
12.  Jangan meminta tolong pada orang lain untuk membasuh kecuali dalam keaadaan ‘odhor.
13.  Muwalat atau beriring-iringan/bersambung tanpa berhenti.
14.  Jangan memercikkan bekasan air sembahyang.
15.  Membaca doa setelah selesai mengambil air sembahyang dan menghadap kiblat.




Cara Berwudhu Atau Mengambil Air Sembahyang

Seseorang yang apabila hendak mengerjakan shalat, membawa qur’an, thawaf maka dia harus berwudhu terlebih dahulu. Jika tiada maka haram atasnya.

Maka sebelum berwudhu kita harus membersihkan dahulu najis yang ada pada badan maupun sesuatu yang menjadi penghalang bagi sampainya air pada anggota wudhu seperti cat, getah, dan sebagainya.

Cara berwudhu atau mengambil air sembahyang adalah sebagai berikut :
1.      Membaca basmalah sambil mencuci kedua belah tangan sampai pergelangan tangan hingga bersih.


2.      Kemudian berkumur-kumur tiga kali dan juga memasukkan sedikit air kedalam hidung.


3.      Kemudian membasuh muka tiga kali, dimulai dari atas/pertumbuhan rambut kepala hingga bawah dagu, dan dari telinga kanan ketelinga kiri. Sambil berniat :
نَوَيْتُ رَفْعَ الْحَدَثِ
“Sengaja Aku mengangkatkan Hadas”


4.      Kemudian membasuh tangan kanan terlebih dahulu sampai dengan siku-siku tiga kali sambil menggosok-gosoknya, dan tangan kiri juga demikian.


5.      Kemudian menyapu sebagian kepala/rambut kepala tiga kali. Jika ingin mengerjakan sunah maka menyapu seluruh kepala/rambut kepala.


6.      Kemudian mengusap dua telinga luar dan dalam, dengan cara memasukkan jari telunjuk kedalam lubang telinga dan ibu jari di luarnya.


7.      Kemudian membasuh kedua kaki sampai dengan mata kaki sambil menggosoknya.


8.      Setelah selesai semuanya, lalu berdoa


Doa Selesai Wudhu

Setelah selesai berwudhu disunatkan membaca doa sambil berdiri menghadap kiblat dan menadahkan tangan keatas serta melihat keatas dan berdoa :
اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّالله وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ وَاجْعَلْنِ مِنْ عِبَادِ كَ الصَّالِحِيْنَ.
اَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ.
“ Aku bersaksi bahwasanya tiada Tuhan melainkan Allah tiada sekutu baginya dan aku bersaksi bahwasanya nabi Muhammad adalah hamba dan rasul Allah. Ya Allah jadikanlah aku termasuk golongan orang-orang yang bertaubat, dan jadikanlah aku termasuk golongan orang-orang yang suci, dan jadikanlah aku termasuk kedalam golongan orang-orang yang saleh. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”

Yang Membatalkan Wudhu

Ialah sesuatu yang mengharuskan kita untuk mengambil air sembahyang kembali. Yang membatalkan air sembahyang itu 6 perkara, yaitu :
1.      Keluar sesuatu daripada dua jalan ( qubul & dhubur ), melainkan air mani.
2.      Hilang akal sebab gila, pingsan, atau mabuk.
3.      Hilang akal sebab tidur, melainkan tidur yang tetap pada tempat-nya.
4.      Bersentuhan kulit laki-laki dengan perempuan yang bukan muhrim.
5.      Memegang Qubul ataupun Dhubur orang lain dengan batin telapak tangan/jari dengan tiada berlapik.
6.      Menyentuh qubul ataupun dhubur sendiri.
Sunah juga mengambil air sembahyang kembali meski tanpa ada yang membatalkannya ataupun karena kurang yakin akan masih adanya air sembahyang seperti “ sebelumnya ketika kita dirumah telah mengambil air sembahyang, lalu selang beberapa waktu kemudian kita pergi misal mengaji dan ingin membaca al-quran tapi timbul akan keraguan dalam hati, apakah masih ada wudhu atau tidak tapi seingat kita tadi dirumah telah berwudhu ( tiada mengapa mengambil akan ingat itu ). Maka pada perkara yang seperti ini disunahkan pula untuk mengambil air sembahyang kembali.

Larangan Bagi Orang Yang Berhadats Kecil

Apabila air sembahyang pada seseorang telah batal, maka haramlah ia Tawaf Baitullah, Sembahyang dan Memegang Al-qur’an/mushaf. Tetapi deperbolehkan mengangkatkan al-qur’an/mushaf tanpa air sembahyang jika di kasadkan Al-qur’an itu mata benda semata-mata, dan membuka lembaran-nya dengan kayu. Dan halal juga bagi kanak-kanak memegangnya karena ingin belajar mentadarus-nya.


Maka sampai disini tengtang perkara wudhu/air sembahyang dan syarat-syarat wudhu dan fardhu wudhu dan sunah wudhu dan cara mengerjakan wudhu dan doa setelah selesai berwudhu serta segala sesuatu yang dapat membatalkannya juga larangan bagi yang tiada berwudhu. Semoga dapat menjadi pembelajaran yang bermanfaat bagi kita semua. Wassalamu’alaikum wr.wb !

No comments

Subscribe Our Newsletter