Aspek Biokimia Yang Berpengaruh Pada Proses Reproduksi Dan Kehamilan - Yusril Samalanga -->







Kata Pengantar
        Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan islam kepada kita, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan kita sebagai generasi penerusnya hingga akhir zaman.
        Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengangkat permasalahan-permasalahan kesehatan wanita dan dimensi sosial dan upaya  mengatasinya. saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung makalah ini.
saya sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi tenaga kesehatan dimasa kini.





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………  I   
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….  II
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG……………………………………………………………..  1
2. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………….  2
3. TUJUAN PENULISAN…………………………………………………………...  3

BAB II PEMBAHASAN
1.  Pengertian kesehatan reproduksi…………………………………………………...  4
2.  Sejarah perkembangan kesehatan reproduksi………………………………………. 4
3.  Ruang lingkup kesehatan reproduksi dalam siklus kehidupan    ……………………... 5
4.  Hak-hak reproduksi    ……………………………………………………………... 6
5.  Kesehatan reproduksi wanita sepanjang siklus kehidupan…………………………… 6
6.  Biokimia hormone pada kehamilan…………………………………………………. 14
7.  Dampak hormone yang ada dalam kehamilan………………………………………. 15
8.  Kandungan urin yang dapat diketahui dengan pemeriksaan kimia……………………. 16
9.  Macam-macam darah…………………………………………………………….... 18

BAB III PENUTUP
1. KESIMPULAN……………………………………………………………………. 21
2. KRITIK DAN SARAN…………………………………………………………….. 22

DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN
1.  LATAR BELAKANG
Biokimia merupakan cabang ilmu dari biologi yang cakupan bahasannya meliputi berbagai komponen yang ada didalam tubuh makhluk hidup beserta reaksi kimianya. Salah satu komponen yang ada dalam tubuh ibu hamil adalah darah. Ada juga biokimia hormone dan urine dalam kehamilan.
Darah yang menyuplai jaringan dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme dan mengandung berbagai bahan penyusun sistim imun yang bertujuan untuk mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Di dalam darah terdapat heme yang berperan penting dalam menjalankan tugasnya sebagai zat angkut oksigen dan nutrisi. Sedangkan setiap hormon memiliki fungsi yang sangat spesifik pada masing-masing sel sasarannya. Tak heran, satu macam hormon bisa memiliki aksi yang berbeda-beda sesuai sel yang menerimanya saat dialirkan oleh darah.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Demi tercapainya derajat kesehatan yang tinggi, maka wanita sebagai penerima kesehatan, anggota keluarga dan pemberi pelayanan kesehatan harus berperan dalam keluarga, supaya anak tumbuh sehat sampai dewasa sebagai generasi muda. Oleh sebab itu wanita, selayaknya diberi perhatian sebab :
1. Wanita menghadapi masalah kesehatan khusus yang tidak dihadapi pria berkaitan dengan fungsi reproduksinya
2. Kesehatan wanita secara langsung mempengaruhi kesehatan anak yang dikandung dan dilahirkan.
3. Kesehatan wanita sering dilupakan dan ia hanya sebagai objek dengan mengatas namakan “pembangunan” seperti program KB, dan pengendalian jumlah penduduk.
4. Masalah kesehatan reproduksi wanita sudah menjadi agenda Intemasional diantaranya Indonesia menyepakati hasil-hasil Konferensi mengenai kesehatan reproduksi dan kependudukan (Beijing dan Kairo).
5. Berdasarkan pemikiran di atas kesehatan wanita merupakan aspek paling penting disebabkan pengaruhnya pada kesehatan anak-anak. Oleh sebab itu pada wanita diberi kebebasan dalam menentukan hal yang paling baik menurut dirinya sesuai dengan kebutuhannya di mana ia sendiri yang memutuskan atas tubuhnya sendiri.

2.  RUMUSAN MASALAH
1)  Apa konsep kesehatan reproduksi?
2)  Bagaimana cara mengenali masalah pada kesehatan reproduksi?
3)  Bagaimana cara menangani masalah pada kesehatan reproduksi?
4)  Bagaimana kesehatan reproduksi dalam prespektif gender?  
5)  Pengertian dari hormon, urine, darah.
6)  Biokimia hormon pada kehamilan.
7)  Dampak hormon yang ada dalam kehamilan.
8)  Kandungan urine yang dapat diketahui dengan pemeriksaan kimia.
9)  Macam-macam darah.

3.   TUJUAN PENULISAN
1)  Untuk mengetahui teori dan konsep kesehatan reproduksi
2)  Untuk mendalami masalah kesehatan reproduksi pada ibu, janin, bayi dan Anak
3)  Untuk mengetahui pengertian hormon, urine, darah.
4)  Untuk mengetahui dampak dari hormon pada kehamilan.
5)  Untuk mengetahui macam-macam darah.
6)  Untuk mengetahui kandungan dalam urine.








BAB II
PEMBAHASAN

1.  KONSEP  KESEHATAN REPRODUKSI
1.1   PENGERTIAN KESEHATAN REPRODUKSI
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. (WHO, 1992)
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental, fisik dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang layak, bertakwa pada Tuhan yang Maha Esa, spiritual memiliki hubungan yang serasi, selaras, seimbang antara anggota keluarga dan antara keluarga dan masyarakat dan lingkungan. (BKKBN, 1996)

1.2   SEJARAH PERKEMBANGAN KESEHATAN REPRODUKSI
     a)   Konferensi di Wina, 1993
Mendiskusikan HAM dalam perspektif gender dan isu kontroversial mengenai hak reproduksi. Mendeklarasikan “HAP dan anak perempuan adalah mutlak, terpadu dan merupakan bagian dari HAM”
     b)    ICPD (International Conference on Population Development)
Disponsori oleh PBB yang dihadiri oleh 180 negara dan bertempat di Cairo Mesir, yang menghasilkan kebijakan program kependudukan (Program Aksi 20 tahun) yang menyerukan agar setiap negara meningkatkan status kesehatan , pendidikan dan hak individu khususnya perempuan dan anak, mengintegrasikan program KB kedalam agenda kesehatan perempuan yang lebih luas (Wallstam, 1977)
      c)   Konferensi perempuan sedunia ke 4 di Beijing (Fourth World Conference on Women) 1995

1.3   RUANG LINGKUP KESEHATAN REPRODUKSI DALAM SIKLUS KEHIDUPAN
Secara luas, ruang lingkup kesehatan reproduksi meliputi :
a)   Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
b)  Penceghan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi (ISR) termasuk HIV/AIDS
c)   Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi
d)   Kesehatan reproduksi remaja
e)   Pencegahan dan penganan infertilitas
f)   Kanker pada usia lanjut dan osteoporosis
g)   Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya kanker serviks, mutilasi genital, fistula dll.
h)  Kesehatan reproduksi ibu dan bayi baru lahir meliputi perkembangan berbagai organ reproduksi mulai dari sejak dalam kandungan, bayi, remaja, wanita usia subur, klimakterium, menopause, hingga meninggal. kondisi kesehatan seorang ibu hamil mempengaruhi kondisi bayi yang dilahirkannya, termasuk didalamnya kondisi kesehatan organ-organ reproduksi bayinya.
i)   Penerapan pelayanan kesehatan reproduksi oleh Depkes RI dilaksanakan secara integratif memprioritaskan pada empat komponen kesehatan reproduksi yang menjadi masalah pokok di Indonesia yang disebut paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi 

1.4   HAK – HAK REPRODUKSI
Hak-hak reproduksi menurut kesehatan dalam Konferensi International Kependudukan dan Pembangunan bertujuan untuk mewujudkan kesehatan bagi individu secara utuh, baik kesehatan jasmani maupun rohani.
Menurut BKKBN 2000, kebijakan teknis operasional di Indonesia, untuk mewujudkan pemenuhan hak-hak reproduksi :
a) Promosi hak-hak reproduksi
Dilaksanakan dengan menganalisis perundang-undangan, peraturan dan kebijakan yang saat ini berlaku apakah sudah seiring dan mendukung hak-hak reproduksi dengan tidak melupakan kondisi lokal sosial budaya masyarakat. Pelaksanaan upaya pemenuhan hak reproduksi memerlukan dukungan secara polotik, dan legislatif sehingga bisa tercipta undang-undang hak reproduksi yang memuat aspek pelanggaran hak-hak reproduksi.

2. KESEHATAN REPRODUKSI WANITA SEPANJANG SIKLUS KEHIDUPAN
1. SIKLUS KONSEPSI
PADA MASA KONSEPSI
Perkembangan biologis antara laki-laki dan perempuan ditentukan sejak masa konsepsi. Janin perempuan mempunyai dua kromosom X dari setiap orang tua. Janin laki-laki mempunyai kromosom X dan Y, kromosoms X dari ibu dan kromosom Y dari ayah. Sejak tujuh minggu masa depan konsepsi, organ seksualitas laki-laki mulai terbentuk karena pengaruh hormon estrogen. Dan pada waktu yang sama organ seksual perempuan mulai terbentuk karena kurangnya testeteron, bukan karena adanya hormone esterogen.
1. Sel telur (Ovum)
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di genetalia ridge. Menurut umur wanita
2. Sel mani (Sperma)
Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus), leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah, dan ekor, yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat.
3. Pengertian Konsepsi
Suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengan sel telur didalam tuba falopi. Hanya satu sperma yang mengalami proses kapasitasi yang dapat melintasi zona pelusida dan masuk ke vitelus ovum. Setelah itu, zona pelusida mengalami perubahan sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma.
Walaupun fungsi hormone dapat berada dalam keadaan normal, gangguan pada ovarium dapat mempengaruhi ovulasi. Misalnya kista atau tumor ovarium, penyakit ovarium polikistis atau kerusakan ovarium akibat endomestiotis atau riwayat pembedahan dapat menggangu siklus ovarium sehingga mempengaruhi fertilitas. Lebih lanjut lagi, dapat terjadi masalah pada produksi dan pelepasan ovum. Misalnya ovum yang dihasilkan dapat dilepas sebelum ovum tersebut benar-benar matur, atau ovum tersebut terus menerus mengalami defek.
1 Bayi dan Anak
· ASI Eksklusif dan penyapihan yang layak
· Tumbuh kembang anak, pemberian makanan dengan gizi seimbang
· Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit
· Pencegahan dan penanggulangan kekerasan
· Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan
· Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, sunat perempuan, kurang gizi (malnutrisi), kesakitan dan kematian BBLR, penyakit lain disemua usia dan kekerasan.
· Pendekatan yang dilakukan: pendidikan kesehatan, kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan primer, imunisasi, pelayanan antenatal, persalinan, postnatal, menyusui serta pemberian suplemen, dll.
Perubahan pada bayi lahir cukup bulan :
· Pembentukan genitalia interna telah sempurna
· Folikel pada kedua ovarium telah lengkap
· Genitalia eksterna telah terbentuk
· Minggu pertama dan kedua setelah lahir, bayi masih membawa pengaruh  estrogen yang didapat saat dlm kandungan. Pengaruh ini seperti :
· Epitel vagina relative tebal dan pH vagina 5
· 1/3 bayi perempuan endoserviksnya tidak terhenti pada ostium uteri eksternum tetapi menutupi juga sebagian dari portio servisis uteri (pseudoerosio kongenitalis)
Asuhan yang diberikan
2 ASI Eksklusif
3 Tumbuh kembang anak dan pemberian makanan dengan gizi seimbang
4 Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit
5 Pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan (KtP)
6 Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
7 Remaja
Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun dan merupakan peralihan dari masa kanak-anak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja adalah datangnya haid pertama yang dinamakan menarche. Secara tradisi, menarche dianggap sebagai tanda kedewasaan, dan gadis yang mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya untuk melakukan tugas-tugas sebagai wanita dewasa, dan siap dinikahkan. Pada usia ini tubuh wanita mengalami perubahan dramatis, karena mulai memproduksi hormon-hormon seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi
Tahapan pubertas/remaja
8 Masa remaja awal (10-12 tahun)
·  Merasa lebih dekat dengan teman sebaya
·  Merasa ingin bebas
·  Lebih banyak memperhatikan keadan tubuhnya dan mulai suka berkhayal
9 Masa remaja tengah (13-15 tahun)
·  Ingin mencari identitas diri
·  Ada keinginan untuk berkencan atau mulai tertarik dengan lawan jenis
·  Timbul perasaan cinta yang mendalam
·  Kemampuan berpikir abstrak makin berkembang
·  Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual
10 Masa remaja akhir (16-19 tahun)
·  Menampakkan pengungkapan kebebasan diri
·  Dalam mencari teman sebaya lebih selektif
·  Memiliki citra terhadap dirinya
·  Dapat mewujudkan perasaan cinta
·  Memiliki kemampuan berpikir abstrak
Perubahan Kesehatan Wanita Pada Siklus Remaja
Tanda-tanda perubahan yang terjadi pada remaja wanita.
11 Perubahan fisik
Tanda-tanda primer
Adanya perubahan kematangan organ-organ reproduksinya yang ditandai dengan datangnya haid.Ovarium mulai berfungsi dengan matang dibawah pengaruh hormone gonadotropin dan hipofisis, folikel mulai tumbuh meski belum matang tetapi sudah dapat mengeluarkan estrogen. Korteks kelenjar suprarenal membentuk androgen yang berperan pada pertumbuhan badan. Selain pengaruh hormone somatotropin diduga kecepatan pertumbuhan wanita dipengaruhi juga oleh estrogen.
12 Tanda-tanda sekunder
·  Rambut
Tumbuhnya rambut pada kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudara mulai berkambang. Bulu ketiak dan bulu pada wajah mulai tampak setelah datang haid. Rambut yang mula-mula berwarna terang berubah menjadi lebih subur, gelap, kasar, keriting.
·  Pinggul
Pinggul berubah menjadi lebih memebesar dan membulat. Hal ini disebabkan karena membesranya tulang pinggul dan lemak dibawah kulit.
·  Payudara
Bersamaan dengan membesarnya pinggul maka payudara juga membaesar dan puting susu ikut menonjol. Disini makin membesarnya kelenjar susu maka payudara semakin besar dan bulat.
·  Kulit
Kulit menjadi semakin kasar, lebih tebal dan pori-pori lebih membesar. Tetapi kulit wanita lebih lembut daripada kulit pria.
·  Kelenjar lemak dan kelenjar keringat
Kelenjar lemak dan keringat menjadi lebih aktif. Pada masa ini sering timbul masalah jerawat karena adanya sumbatan kelenjar keringat dan baunya menusuk pada saat sebelum dan sesudah haid.
·  Otot
Menjelang akkhir masa puber, otot menjadi semakin membesar dan kuat. Akibat akan terbentuk bahu, lengan dan tungkai kaki.
·  Suara
Suara berubah menjadi merdu.
13 Perubahan kejiwaan
Perubahan emosi
Remaja lebih peka atau sensitif sehingga lebih mudah menangis, cemas, frustasi, bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. Selain itu, mudah bereaksi bahkan agresif terhadap gangguanatau rangsangan luar yang mempengaruhinya. Pada masa ini ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua, lebih suka pergi sama teman, tidak betah tinggal dirumah.
14 Perkembangan intelrgensia
Pada perkembangan ini remaja cenderung mengembangkan cara berpikir abstrak dan ingin mengetahui hal-hal baru yang mendorong perilaku ingin coba-coba.
Asuhan apa yang diberikan
15 Gizi seimbang
16 Informasi tentang kesehatan reproduksi
17 Pencegahan kekerasan seksual (perkosaan)
18 Pencegahan terhadap ketergantungan napza
19 Perkawinan pada usia yang wajar
20 Peningkatan pendidikan, ketrampilan, penghargaan diri dan pertahanan terhadap godaan dan ancaman.
21 Siklus kesehatan wanita dewasa
Usia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering dihubungkan dengan masa subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi. Inilah usia produktif dalam menapak karir yang penuh kesibukan di luar rumah. Di usia ini wanita harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya agar selalu dalam kondisi prima, sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan dengan lancar, dan bayi yang dilahirkan pun sehat. Pada periode ini masalah kesehatan berganti dengan gangguan kehamilan, kelelahan kronis akibat merawat anak, dan tuntutan karir. Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius tertentu mulai menggerogoti tubuhnya. Gangguan yang sering muncul pada usia ini, adalah endometriosis yang ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul saat berhubungan seks, sakit saat buang air besar atau buang air kecil. Penderita kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak mengalami gejala apa-apa.
22 Kehamilan dan persalinan yang aman
23 Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan
24 bayi
Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi (KB)
25 Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
26 Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
27 Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rasional
28 Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
29 Pencegahan dan manajemen infertilitas.
30 Masalah yang mungkin ditemui: Kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan berbagai kondisi, malnutrisi/anemia, kemandulan, pelecehan/kekerasan seksual, komplikasi aborsi, ISR/IMS/HIV/AIDS dan pengaturan kesuburan.
31 Pendekatan yang dapat dilakukan : pendidikan kesehatan, suplemen, konseling, pencegahan primer, pengobatan KB, pendidikan tentang perilaku seksual yang bertanggungjawab, pencegahan dan pengobatan IMS, pelayanan antenatal, persalinan, post partum pelayanan kebidanan darurat, imunisasi dan informasi-informasi.
Asuhan yang diberikan
32 Kehamilan dan persalinan yang aman
33 Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
34 Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi (KB)
35 Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
36 Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
37 Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi
38 Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
39 Pencegahan dan manajemen infertilitas.

2.  BIOKIMIA DALAM KEHAMILAN
A. Hormon
Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang masuk ke dalam peredaran darah untuk mempengaruhi jaringan secara spesifik. Begitu dikeluakan, hormon akan dialirkan oleh darah menuju berbagai jaringan sel dan menimbulkan efek tertentu sesuai dengan fungsinya masing-masing.
· Hormon biokimia dalam kehamilan

1. Hormon Kehamilan HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)

Hormon kehamilan ini hanya ditemukan pada tubuh seorang wanita hamil yang dibuat oleh embrio segera setelah pembuahan dan karena pertumbuhan jaringan plasenta. Hormon kehamilan yang dihasilkan oleh villi choriales ini berdampak pada meningkatnya produksi progesteron oleh indung telur sehingga menekan menstruasi dan menjaga kehamilan.
Produksi HCG akan meningkat hingga sekitar hari ke 70 dan akan menurun selama sisa kehamilan. Hormon kehamilan HCG mungkin mempunyai fungsi tambahan, sebagai contoh diperkirakan HCG mempengaruhi toleransi imunitas pada kehamilan. Hormon ini merupakan indikator yang dideteksi oleh alat test kehamilan yang melalui air seni. Jika, alat test kehamilan mendeteksi adanya peningkatan kadar hormon HCG dalam urine, maka alat test kehamilan akan mengindikasikan sebagai terjadinya kehamilan atau hasil test positif.
Ø Dampak
Kadar HCG yang tinggi dalam darah menyebabkan mual-muntah (morning sickness).

2. Hormon Kehamilan HPL (Human Placental Lactogen)

Adalah hormon yang dihasilkan oleh plasenta, merupakan hormon protein yang merangsang pertumbuhan dan menyebabkan perubahan dalam metabolisme karbohidrat dan lemak. Hormon kehamilan ini  berperan penting dalam produksi ASI. Kadar HPL yang rendah mengindikasikan plasenta yang tidak berfungsi dengan baik.
Ø Dampak
Memberikan perubahan terhadap payudara. Perubahan ini berupa pembesaran pada payudara,  serta membuat rasa ngilu dan sakit pada puting jika disentuh.

3. Hormon Kehamilan Relaxin

Hormon kehamilan yang dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta. Melembutkan leher rahim danmerelaksasikan sendi panggul.
Ø Dampak
menimbulkan relaksasi pada ligamen dan sendi,

4. Hormon Kehamilan Estrogen

Dihasilkan oleh ovarium dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium rahim, perubahan-perubahan histologi pada vagina. Memperngaruhi pertumbuhan saluran kelenjar mammae sewaktu menyusui, mengontrol pelepasan LH dan FSH, mensensitifkan otot-otot uterus, mengendorkan serviks, vagina, vulva, serta menimbulkan kontraksi pada rahim. Estrogen juga memperkuat dinding rahim untuk mengatasi kontraksi saar persalinan. Hormon ini juga melembutkan jaringan tubuh, sehingga jaringan ikat dan sendi tubuh menjadi lemah sehingga tidak dapat menyangga tubuh dengan kuat. Berperan penting dalam menjaga kesehatan sistem genital, organ reproduksi dan payudara.
Ø Dampak
Dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh sehingga terjadi penimbunan cairan yang menyebabkan pembengkakan. Selain itu dengan peningkatan hormon ini ibu hamil sering merasa sakit punggung. Dapat juga menyebabkan varises.

5. Hormon Kehamilan Progesteron

Hormon ini berfungsi untuk membangun lapisan di dinding rahim untuk menyangga plasenta di dalam rahim. Juga dapat berfungsi untuk mencegah gerakan kontraksi atau pengerutan otot-otot rahim, sehingga persalinan dini bisa dihindari. Hormon ini juga membantu menyiapkan payudara untuk menyusui.
Ø Dampak
Hormon ini dapat "mengembangkan" pembuluh darah sehingga menurunkan tekanan darah, itu penyebab mengapa Anda sering pusing saat hamil. Hormon ini juga membuat sistem pencernaan jadi lambat, perut menjadi kembung atau sembelit. Hormon ini juga mempengaruhi perasaan dan suasana hati ibu, meningkatkan suhu tubuh, meningkatkan pernafasan, mual, dan menurunnya gairah berhubungan intim selama hamil.

6. Hormon Kehamilan MSH (Melanocyte Stimulating Hormone)

Hormon kehamilan ini merangsang terjadinya pigmentasi pada kulit
Ø Dampak
Menggelapkan warna puting susu dan daerah sekitarnya. Pigmentasi kecoklatan pada wajah, pada bagian dalam dan garis dari pusar ke baeah (linea nigra).
A. Urine
Urine atau air kencing merupakan salah satu sisa metabolisme tubuh yang dapat memberikan gambaran keadaan kesehatan tubuh kita.
· Kandungan urin yang dapat diketahui dengan pemeriksaan kimia antara lain:
1. Kepekatan. Kepekatan urin (disebut juga osmolalitas atau specific gravity) dapat dihitung dengan berat jenisnya. Berat jenis adalah perbandingan berat urin dengan air murni dalam volume yang sama. Semakin banyak bahan padat dalam urin, semakin tinggi berat jenis urin. Ketika Anda minum banyak cairan, ginjal akan membuat urin yang encer sehingga berat jenisnya rendah. Bila Anda tidak minum cukup cairan, ginjal Anda membuat urin yang pekat sehingga berat jenisnya tinggi. Mengetahui kepekatan urin membantu penyedia layanan kesehatan memutuskan apakah sampel urin yang mereka dapatkan adalah yang terbaik untuk mendeteksi zat tertentu. Misalnya, jika mereka mencari jumlah protein yang sangat kecil di urin, sampel urin yang pekat di pagi hari adalah yang terbaik.
2. Keasaman. Ginjal berperan penting dalam menjaga keseimbangan asam-basa tubuh. Oleh karena itu, kondisi apapun yang menghasilkan asam atau basa dalam tubuh atau konsumsi makanan yang bersifat asam atau basa, secara langsung dapat memengaruhi pH urin. Keasaman diukur dengan pH.  Urin bersifat asam jika pH-nya kurang dari 7, bersifat basa jika pH-nya lebih dari 7. Urin yang bersifat asam berkaitan dengan risiko penyakit asam urat dan batu ginjal. Sebagian besar penyakit degeneratif berkaitan dengan defisiensi mineral yang menyebabkan cairan tubuh, termasuk urin, menjadi lebih asam. Diet dapat digunakan untuk mengendalikan pH urin. Diet tinggi protein akan membuat urin lebih asam. Diet vegetarian, diet rendah karbohidrat, atau konsumsi buah akan membuat urin lebih basa.
3. Protein. Protein biasanya tidak ditemukan dalam urin. Demam, olahraga keras, kehamilan, dan beberapa penyakit dapat menyebabkan protein berada dalam urin. Kondisi di mana terdapat protein di dalam urin disebut proteinuria. Albumin adalah jenis protein yang lebih kecil dari protein lainnnya dan keberadaannya dalam urin mengindikasikan tahap awal kerusakan ginjal. Keberadaan albumin dalam urin disebut albuminuria. Kondisi lain yang dapat menyebabkan proteinuria adalah gangguan yang meningkatkan protein dalam darah, seperti multiple myeloma, kerusakan sel-sel darah merah, peradangan, keganasan (kanker), atau cedera pada saluran kemih.
4. Glukosa. Glukosa adalah jenis gula yang ditemukan dalam darah. Biasanya glukosa sangat sedikit atau tidak ada dalam urin. Ketika tingkat gula darah sangat tinggi– seperti pada diabetes yang tidak terkontrol– ginjal mengekskresikan glukosa ke dalam urin untuk mengurangi konsentrasinya di darah. Keberadaan glukosa dalam urin, yang disebut glukosuria, juga dapat disebabkan oleh gangguan hormonal, penyakit hati, obat-obatan, dan kehamilan. Ketika terjadi glukosuria, tes lain seperti tes glukosa darah biasanya dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab yang lebih spesifik.
5. Keton. Bila karbohidrat tidak tersedia, tubuh memetabolisme lemak untuk mendapatkan energi yang dibutuhkan. Pemecahan lemak untuk energi menghasilkan zat limbah yang disebut keton. Keton biasanya tidak ditemukan dalam urin. Sejumlah besar keton dalam urin dapat menunjukkan kondisi sangat serius yang disebut ketoasidosis diabetik. Diet rendah gula dan karbohidrat, kelaparan, atau muntah parah juga dapat menyebabkan keton berada di urin (ketonuria).
6. Nitrit. Bakteri yang menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK) membuat enzim yang mengubah nitrat menjadi nitrit. Nitrit dalam urin menunjukkan adanya infeksi saluran kemih (ISK).
7. Esterase leukosit. Esterase leukosit adalah enzim yang ditemukan dalam sel-sel darah putih. Kehadiran esterase leukosit di urin merupakan pertanda peradangan, yang umumnya disebabkan oleh infeksi saluran kemih.
B. Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Macam-macam sel darah ada 3, yaitu:
a.  Sel darah merah
Sel darah merah (eritrosit) atau Red Blood Cell adalah sel darah yang paling banyak dan fungsinya untuk mengangkut oksigen ke jaringan tubuh lewat darah. Bagian dari eritrosit  terdiri dari hemoglobin yaitu sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen.
Orang dewasa memiliki 2-3 x 1013 eritrosit setiap waktu (wanita memiliki 4-5 juta eritrosit per mikroliter darah dan pria memiliki 5-6 juta). Sedangkan orang yang tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen yang rendah maka cenderung untuk memiliki sel darah merah yang lebih banyak. Eritrosit terkandung di dalam darah dalam jumlah yang tinggi dibandingkan dengan partikel darah yang lain.
b. Sel darah Putih
Sel darah putih (leukosit) atau White Blood Cell adlah sel yang membentuk komponen darah. Leukosit ini berfungsi  untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari system kekebalan tubuh. Leukosit tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler. Dalam keadaan normalnya terkandung 4×109 hingga 11×109 leukosit di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat sekitar 7000-25000sel per tetes. Dalam setiap millimeter kubik darah terdapat 6000 sampai 10000 (rata-rata 8000) leukosit. Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 5000 sel per tetes.
Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan tertentu, mereka bekerja secara bebas dan berinteraksi dengan menangkap serpihan seluler, partikel asing atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak membelah diri atau  bereproduksi dengan cara mereka sendiri melainkan mereka adalah produk dari sel puca hematopoietic pluripoten yang ada pada sumsum tulang.
c.  Keping darah
Keping darah adalah sel yang tidak mempunyai nucleus pada DNA-nya dengan bentuk tidak beraturan dan ukuran diameter 2-3 µm yang merupakan fragmentasi dari megakariosit. Keping darah (trombosit) tersirkulasi dalam darah dan terlibat dalam mekanisme hemostatis tingkat sel dalam proses pembekuan darah  dengan membentuk darah beku.
Rasio plasma keping darah normal berkisar antara 200.000-300.000 keping/mm3, nilai dibawah rentang tersebut dapat menyebabkan perdarahan, sedangkan nilai diatas rentang tersebut dapat meningkatkan resiko trombositosis. Trombosit memiliki bentuk yang tidak teratur, tidak berwarna, tidak berinti, berukuran lebih kecil dari eritrosit dan leukosit dan mudah pecah bila tersentuh benda kasar.








BAB III
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
1.    Kesehatan, morbiditas (gangguan kesehatan) dan kematian perempuan yang berkaitan denga kehamilan. Termasuk didalamnya juga maslah gizi dan anemia dikalangan perempuan, penyebab serta komplikasi dari kehamilan, masalah kemandulan dan ketidaksuburan; Peranan atau kendali sosial budaya terhadap masalah reproduksi. Maksudnya bagaimana pandan gan masyarakat terhadap kesuburan dan kemandulan, nilai anak dan keluarga, sikap masyarakat terhadap perempuan hamil;
2.   Intervensi pemerintah dan negara terhadap masalah reproduksi. Misalnya program KB, undang-undang yang berkaitan dengan masalah genetik, dan lain sebagainya.
3.    Tersedianya pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana, serta terjangkaunya secara ekonomi oleh kelompok perempuan dan anak-anak;
4.     Kesehatan bayi dan anak-anak terutama bayi dibawah umur lima tahun;
5.     Dampak pembangunan ekonomi, industrialisasi dan perubahan lingkungan terhadap kesehatan reproduksi.
6.    Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang masuk ke dalam peredaran darah untuk mempengaruhi jaringan secara spesifik. Sedangkan, urine atau air kencing merupakan salah satu sisa metabolisme tubuh yang dapat memberikan gambaran keadaan kesehatan tubuh.
7.    Dan yang terakhir yaitu darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.

3.2  SARAN
Sehubungan dengan fakta bahwa fungsi dan proses reproduksi harus didahului oleh hubungan seksual, tujuan utama program kesehatan reproduksi adalah meningkatkan ksesadaran kemandiriaan wanita dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya, termasuk kehidupan seksualitasnya, sehingga hak-hak reproduksinya dapat terpenuhi, yang pada akhirnya menuju penimgkatan kualitas hidupnya.
Sebagai calon bibit tenaga kesehatan yang berkompeten. Kita harus memahami hormone apa saja yang berubah dalam kehamilan. Dan yang berkaitan dengan urine dan darah. Karena ketiga hal tersebut dapat membantu bidan dalam mengetahui perkembangan kesehatan ibu, melalui pemeriksaan ketiga hal tersebut.




 
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. Memahami Kesehatan reproduksi wanita. EGC; Jakarta; 1998.
Kartono.Kontradiksi Dalam Kesehatan Reproduksi. Pustaka Sinar Harapan;Jakarta; 1998.
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia, PPK-UGM, dan Ford Foundation. Hak-hak reproduksi dan kesehatan reproduksi, terjemahan bahasa Indonesia Implication of the ICPD programme of actio; Yogyakarta; 1995.
Wahid, Abdurrahman, dkk. Seksualitas, Kesehatan Reproduksi dan Ketimpangan Gender, Pustaka Sinar Harapan; Jakarta; 1996.
Wattie, Anna Marie. Kesehatan Reproduksi dasar pemikiran, pengertian dan implikasi, Pusat Penelitian Kependudukan UGM; Yogyakarta; 1996.
Wattie, Anna Marie. Telaah Aspek-Aspek Sosial Dalam Persoalan Kesehatan Reproduksi”, Pusat penelitian Kependudukan UGM; Yogyakarta; 1996.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Bunga rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial, Jakarta.
www. Midwiferysite.blogspot.com/Endah Purnasari, S.Si.
www.kespro.info/hak-hak reproduksi
Jurnal : http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/09/apa-itu-hormon/
Jurnal: Majalah Kesehatan
http://majalahkesehatan.com/bagaimana-memahami-hasil-tes-urin-anda/
Jurnal: Hormon-hormon kehamilan
http://bidanku.com/hormon-hormon-kehamilan/Page-2

Aspek Biokimia Yang Berpengaruh Pada Proses Reproduksi Dan Kehamilan








Kata Pengantar
        Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan islam kepada kita, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan kita sebagai generasi penerusnya hingga akhir zaman.
        Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengangkat permasalahan-permasalahan kesehatan wanita dan dimensi sosial dan upaya  mengatasinya. saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung makalah ini.
saya sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi tenaga kesehatan dimasa kini.





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………  I   
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….  II
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG……………………………………………………………..  1
2. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………….  2
3. TUJUAN PENULISAN…………………………………………………………...  3

BAB II PEMBAHASAN
1.  Pengertian kesehatan reproduksi…………………………………………………...  4
2.  Sejarah perkembangan kesehatan reproduksi………………………………………. 4
3.  Ruang lingkup kesehatan reproduksi dalam siklus kehidupan    ……………………... 5
4.  Hak-hak reproduksi    ……………………………………………………………... 6
5.  Kesehatan reproduksi wanita sepanjang siklus kehidupan…………………………… 6
6.  Biokimia hormone pada kehamilan…………………………………………………. 14
7.  Dampak hormone yang ada dalam kehamilan………………………………………. 15
8.  Kandungan urin yang dapat diketahui dengan pemeriksaan kimia……………………. 16
9.  Macam-macam darah…………………………………………………………….... 18

BAB III PENUTUP
1. KESIMPULAN……………………………………………………………………. 21
2. KRITIK DAN SARAN…………………………………………………………….. 22

DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN
1.  LATAR BELAKANG
Biokimia merupakan cabang ilmu dari biologi yang cakupan bahasannya meliputi berbagai komponen yang ada didalam tubuh makhluk hidup beserta reaksi kimianya. Salah satu komponen yang ada dalam tubuh ibu hamil adalah darah. Ada juga biokimia hormone dan urine dalam kehamilan.
Darah yang menyuplai jaringan dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme dan mengandung berbagai bahan penyusun sistim imun yang bertujuan untuk mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Di dalam darah terdapat heme yang berperan penting dalam menjalankan tugasnya sebagai zat angkut oksigen dan nutrisi. Sedangkan setiap hormon memiliki fungsi yang sangat spesifik pada masing-masing sel sasarannya. Tak heran, satu macam hormon bisa memiliki aksi yang berbeda-beda sesuai sel yang menerimanya saat dialirkan oleh darah.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Demi tercapainya derajat kesehatan yang tinggi, maka wanita sebagai penerima kesehatan, anggota keluarga dan pemberi pelayanan kesehatan harus berperan dalam keluarga, supaya anak tumbuh sehat sampai dewasa sebagai generasi muda. Oleh sebab itu wanita, selayaknya diberi perhatian sebab :
1. Wanita menghadapi masalah kesehatan khusus yang tidak dihadapi pria berkaitan dengan fungsi reproduksinya
2. Kesehatan wanita secara langsung mempengaruhi kesehatan anak yang dikandung dan dilahirkan.
3. Kesehatan wanita sering dilupakan dan ia hanya sebagai objek dengan mengatas namakan “pembangunan” seperti program KB, dan pengendalian jumlah penduduk.
4. Masalah kesehatan reproduksi wanita sudah menjadi agenda Intemasional diantaranya Indonesia menyepakati hasil-hasil Konferensi mengenai kesehatan reproduksi dan kependudukan (Beijing dan Kairo).
5. Berdasarkan pemikiran di atas kesehatan wanita merupakan aspek paling penting disebabkan pengaruhnya pada kesehatan anak-anak. Oleh sebab itu pada wanita diberi kebebasan dalam menentukan hal yang paling baik menurut dirinya sesuai dengan kebutuhannya di mana ia sendiri yang memutuskan atas tubuhnya sendiri.

2.  RUMUSAN MASALAH
1)  Apa konsep kesehatan reproduksi?
2)  Bagaimana cara mengenali masalah pada kesehatan reproduksi?
3)  Bagaimana cara menangani masalah pada kesehatan reproduksi?
4)  Bagaimana kesehatan reproduksi dalam prespektif gender?  
5)  Pengertian dari hormon, urine, darah.
6)  Biokimia hormon pada kehamilan.
7)  Dampak hormon yang ada dalam kehamilan.
8)  Kandungan urine yang dapat diketahui dengan pemeriksaan kimia.
9)  Macam-macam darah.

3.   TUJUAN PENULISAN
1)  Untuk mengetahui teori dan konsep kesehatan reproduksi
2)  Untuk mendalami masalah kesehatan reproduksi pada ibu, janin, bayi dan Anak
3)  Untuk mengetahui pengertian hormon, urine, darah.
4)  Untuk mengetahui dampak dari hormon pada kehamilan.
5)  Untuk mengetahui macam-macam darah.
6)  Untuk mengetahui kandungan dalam urine.








BAB II
PEMBAHASAN

1.  KONSEP  KESEHATAN REPRODUKSI
1.1   PENGERTIAN KESEHATAN REPRODUKSI
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. (WHO, 1992)
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental, fisik dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang layak, bertakwa pada Tuhan yang Maha Esa, spiritual memiliki hubungan yang serasi, selaras, seimbang antara anggota keluarga dan antara keluarga dan masyarakat dan lingkungan. (BKKBN, 1996)

1.2   SEJARAH PERKEMBANGAN KESEHATAN REPRODUKSI
     a)   Konferensi di Wina, 1993
Mendiskusikan HAM dalam perspektif gender dan isu kontroversial mengenai hak reproduksi. Mendeklarasikan “HAP dan anak perempuan adalah mutlak, terpadu dan merupakan bagian dari HAM”
     b)    ICPD (International Conference on Population Development)
Disponsori oleh PBB yang dihadiri oleh 180 negara dan bertempat di Cairo Mesir, yang menghasilkan kebijakan program kependudukan (Program Aksi 20 tahun) yang menyerukan agar setiap negara meningkatkan status kesehatan , pendidikan dan hak individu khususnya perempuan dan anak, mengintegrasikan program KB kedalam agenda kesehatan perempuan yang lebih luas (Wallstam, 1977)
      c)   Konferensi perempuan sedunia ke 4 di Beijing (Fourth World Conference on Women) 1995

1.3   RUANG LINGKUP KESEHATAN REPRODUKSI DALAM SIKLUS KEHIDUPAN
Secara luas, ruang lingkup kesehatan reproduksi meliputi :
a)   Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
b)  Penceghan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi (ISR) termasuk HIV/AIDS
c)   Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi
d)   Kesehatan reproduksi remaja
e)   Pencegahan dan penganan infertilitas
f)   Kanker pada usia lanjut dan osteoporosis
g)   Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya kanker serviks, mutilasi genital, fistula dll.
h)  Kesehatan reproduksi ibu dan bayi baru lahir meliputi perkembangan berbagai organ reproduksi mulai dari sejak dalam kandungan, bayi, remaja, wanita usia subur, klimakterium, menopause, hingga meninggal. kondisi kesehatan seorang ibu hamil mempengaruhi kondisi bayi yang dilahirkannya, termasuk didalamnya kondisi kesehatan organ-organ reproduksi bayinya.
i)   Penerapan pelayanan kesehatan reproduksi oleh Depkes RI dilaksanakan secara integratif memprioritaskan pada empat komponen kesehatan reproduksi yang menjadi masalah pokok di Indonesia yang disebut paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi 

1.4   HAK – HAK REPRODUKSI
Hak-hak reproduksi menurut kesehatan dalam Konferensi International Kependudukan dan Pembangunan bertujuan untuk mewujudkan kesehatan bagi individu secara utuh, baik kesehatan jasmani maupun rohani.
Menurut BKKBN 2000, kebijakan teknis operasional di Indonesia, untuk mewujudkan pemenuhan hak-hak reproduksi :
a) Promosi hak-hak reproduksi
Dilaksanakan dengan menganalisis perundang-undangan, peraturan dan kebijakan yang saat ini berlaku apakah sudah seiring dan mendukung hak-hak reproduksi dengan tidak melupakan kondisi lokal sosial budaya masyarakat. Pelaksanaan upaya pemenuhan hak reproduksi memerlukan dukungan secara polotik, dan legislatif sehingga bisa tercipta undang-undang hak reproduksi yang memuat aspek pelanggaran hak-hak reproduksi.

2. KESEHATAN REPRODUKSI WANITA SEPANJANG SIKLUS KEHIDUPAN
1. SIKLUS KONSEPSI
PADA MASA KONSEPSI
Perkembangan biologis antara laki-laki dan perempuan ditentukan sejak masa konsepsi. Janin perempuan mempunyai dua kromosom X dari setiap orang tua. Janin laki-laki mempunyai kromosom X dan Y, kromosoms X dari ibu dan kromosom Y dari ayah. Sejak tujuh minggu masa depan konsepsi, organ seksualitas laki-laki mulai terbentuk karena pengaruh hormon estrogen. Dan pada waktu yang sama organ seksual perempuan mulai terbentuk karena kurangnya testeteron, bukan karena adanya hormone esterogen.
1. Sel telur (Ovum)
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di genetalia ridge. Menurut umur wanita
2. Sel mani (Sperma)
Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus), leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah, dan ekor, yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat.
3. Pengertian Konsepsi
Suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengan sel telur didalam tuba falopi. Hanya satu sperma yang mengalami proses kapasitasi yang dapat melintasi zona pelusida dan masuk ke vitelus ovum. Setelah itu, zona pelusida mengalami perubahan sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma.
Walaupun fungsi hormone dapat berada dalam keadaan normal, gangguan pada ovarium dapat mempengaruhi ovulasi. Misalnya kista atau tumor ovarium, penyakit ovarium polikistis atau kerusakan ovarium akibat endomestiotis atau riwayat pembedahan dapat menggangu siklus ovarium sehingga mempengaruhi fertilitas. Lebih lanjut lagi, dapat terjadi masalah pada produksi dan pelepasan ovum. Misalnya ovum yang dihasilkan dapat dilepas sebelum ovum tersebut benar-benar matur, atau ovum tersebut terus menerus mengalami defek.
1 Bayi dan Anak
· ASI Eksklusif dan penyapihan yang layak
· Tumbuh kembang anak, pemberian makanan dengan gizi seimbang
· Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit
· Pencegahan dan penanggulangan kekerasan
· Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan
· Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, sunat perempuan, kurang gizi (malnutrisi), kesakitan dan kematian BBLR, penyakit lain disemua usia dan kekerasan.
· Pendekatan yang dilakukan: pendidikan kesehatan, kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan primer, imunisasi, pelayanan antenatal, persalinan, postnatal, menyusui serta pemberian suplemen, dll.
Perubahan pada bayi lahir cukup bulan :
· Pembentukan genitalia interna telah sempurna
· Folikel pada kedua ovarium telah lengkap
· Genitalia eksterna telah terbentuk
· Minggu pertama dan kedua setelah lahir, bayi masih membawa pengaruh  estrogen yang didapat saat dlm kandungan. Pengaruh ini seperti :
· Epitel vagina relative tebal dan pH vagina 5
· 1/3 bayi perempuan endoserviksnya tidak terhenti pada ostium uteri eksternum tetapi menutupi juga sebagian dari portio servisis uteri (pseudoerosio kongenitalis)
Asuhan yang diberikan
2 ASI Eksklusif
3 Tumbuh kembang anak dan pemberian makanan dengan gizi seimbang
4 Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit
5 Pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan (KtP)
6 Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
7 Remaja
Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun dan merupakan peralihan dari masa kanak-anak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja adalah datangnya haid pertama yang dinamakan menarche. Secara tradisi, menarche dianggap sebagai tanda kedewasaan, dan gadis yang mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya untuk melakukan tugas-tugas sebagai wanita dewasa, dan siap dinikahkan. Pada usia ini tubuh wanita mengalami perubahan dramatis, karena mulai memproduksi hormon-hormon seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi
Tahapan pubertas/remaja
8 Masa remaja awal (10-12 tahun)
·  Merasa lebih dekat dengan teman sebaya
·  Merasa ingin bebas
·  Lebih banyak memperhatikan keadan tubuhnya dan mulai suka berkhayal
9 Masa remaja tengah (13-15 tahun)
·  Ingin mencari identitas diri
·  Ada keinginan untuk berkencan atau mulai tertarik dengan lawan jenis
·  Timbul perasaan cinta yang mendalam
·  Kemampuan berpikir abstrak makin berkembang
·  Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual
10 Masa remaja akhir (16-19 tahun)
·  Menampakkan pengungkapan kebebasan diri
·  Dalam mencari teman sebaya lebih selektif
·  Memiliki citra terhadap dirinya
·  Dapat mewujudkan perasaan cinta
·  Memiliki kemampuan berpikir abstrak
Perubahan Kesehatan Wanita Pada Siklus Remaja
Tanda-tanda perubahan yang terjadi pada remaja wanita.
11 Perubahan fisik
Tanda-tanda primer
Adanya perubahan kematangan organ-organ reproduksinya yang ditandai dengan datangnya haid.Ovarium mulai berfungsi dengan matang dibawah pengaruh hormone gonadotropin dan hipofisis, folikel mulai tumbuh meski belum matang tetapi sudah dapat mengeluarkan estrogen. Korteks kelenjar suprarenal membentuk androgen yang berperan pada pertumbuhan badan. Selain pengaruh hormone somatotropin diduga kecepatan pertumbuhan wanita dipengaruhi juga oleh estrogen.
12 Tanda-tanda sekunder
·  Rambut
Tumbuhnya rambut pada kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudara mulai berkambang. Bulu ketiak dan bulu pada wajah mulai tampak setelah datang haid. Rambut yang mula-mula berwarna terang berubah menjadi lebih subur, gelap, kasar, keriting.
·  Pinggul
Pinggul berubah menjadi lebih memebesar dan membulat. Hal ini disebabkan karena membesranya tulang pinggul dan lemak dibawah kulit.
·  Payudara
Bersamaan dengan membesarnya pinggul maka payudara juga membaesar dan puting susu ikut menonjol. Disini makin membesarnya kelenjar susu maka payudara semakin besar dan bulat.
·  Kulit
Kulit menjadi semakin kasar, lebih tebal dan pori-pori lebih membesar. Tetapi kulit wanita lebih lembut daripada kulit pria.
·  Kelenjar lemak dan kelenjar keringat
Kelenjar lemak dan keringat menjadi lebih aktif. Pada masa ini sering timbul masalah jerawat karena adanya sumbatan kelenjar keringat dan baunya menusuk pada saat sebelum dan sesudah haid.
·  Otot
Menjelang akkhir masa puber, otot menjadi semakin membesar dan kuat. Akibat akan terbentuk bahu, lengan dan tungkai kaki.
·  Suara
Suara berubah menjadi merdu.
13 Perubahan kejiwaan
Perubahan emosi
Remaja lebih peka atau sensitif sehingga lebih mudah menangis, cemas, frustasi, bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. Selain itu, mudah bereaksi bahkan agresif terhadap gangguanatau rangsangan luar yang mempengaruhinya. Pada masa ini ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua, lebih suka pergi sama teman, tidak betah tinggal dirumah.
14 Perkembangan intelrgensia
Pada perkembangan ini remaja cenderung mengembangkan cara berpikir abstrak dan ingin mengetahui hal-hal baru yang mendorong perilaku ingin coba-coba.
Asuhan apa yang diberikan
15 Gizi seimbang
16 Informasi tentang kesehatan reproduksi
17 Pencegahan kekerasan seksual (perkosaan)
18 Pencegahan terhadap ketergantungan napza
19 Perkawinan pada usia yang wajar
20 Peningkatan pendidikan, ketrampilan, penghargaan diri dan pertahanan terhadap godaan dan ancaman.
21 Siklus kesehatan wanita dewasa
Usia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering dihubungkan dengan masa subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi. Inilah usia produktif dalam menapak karir yang penuh kesibukan di luar rumah. Di usia ini wanita harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya agar selalu dalam kondisi prima, sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan dengan lancar, dan bayi yang dilahirkan pun sehat. Pada periode ini masalah kesehatan berganti dengan gangguan kehamilan, kelelahan kronis akibat merawat anak, dan tuntutan karir. Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius tertentu mulai menggerogoti tubuhnya. Gangguan yang sering muncul pada usia ini, adalah endometriosis yang ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul saat berhubungan seks, sakit saat buang air besar atau buang air kecil. Penderita kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak mengalami gejala apa-apa.
22 Kehamilan dan persalinan yang aman
23 Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan
24 bayi
Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi (KB)
25 Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
26 Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
27 Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rasional
28 Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
29 Pencegahan dan manajemen infertilitas.
30 Masalah yang mungkin ditemui: Kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan berbagai kondisi, malnutrisi/anemia, kemandulan, pelecehan/kekerasan seksual, komplikasi aborsi, ISR/IMS/HIV/AIDS dan pengaturan kesuburan.
31 Pendekatan yang dapat dilakukan : pendidikan kesehatan, suplemen, konseling, pencegahan primer, pengobatan KB, pendidikan tentang perilaku seksual yang bertanggungjawab, pencegahan dan pengobatan IMS, pelayanan antenatal, persalinan, post partum pelayanan kebidanan darurat, imunisasi dan informasi-informasi.
Asuhan yang diberikan
32 Kehamilan dan persalinan yang aman
33 Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
34 Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi (KB)
35 Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
36 Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
37 Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi
38 Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
39 Pencegahan dan manajemen infertilitas.

2.  BIOKIMIA DALAM KEHAMILAN
A. Hormon
Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang masuk ke dalam peredaran darah untuk mempengaruhi jaringan secara spesifik. Begitu dikeluakan, hormon akan dialirkan oleh darah menuju berbagai jaringan sel dan menimbulkan efek tertentu sesuai dengan fungsinya masing-masing.
· Hormon biokimia dalam kehamilan

1. Hormon Kehamilan HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)

Hormon kehamilan ini hanya ditemukan pada tubuh seorang wanita hamil yang dibuat oleh embrio segera setelah pembuahan dan karena pertumbuhan jaringan plasenta. Hormon kehamilan yang dihasilkan oleh villi choriales ini berdampak pada meningkatnya produksi progesteron oleh indung telur sehingga menekan menstruasi dan menjaga kehamilan.
Produksi HCG akan meningkat hingga sekitar hari ke 70 dan akan menurun selama sisa kehamilan. Hormon kehamilan HCG mungkin mempunyai fungsi tambahan, sebagai contoh diperkirakan HCG mempengaruhi toleransi imunitas pada kehamilan. Hormon ini merupakan indikator yang dideteksi oleh alat test kehamilan yang melalui air seni. Jika, alat test kehamilan mendeteksi adanya peningkatan kadar hormon HCG dalam urine, maka alat test kehamilan akan mengindikasikan sebagai terjadinya kehamilan atau hasil test positif.
Ø Dampak
Kadar HCG yang tinggi dalam darah menyebabkan mual-muntah (morning sickness).

2. Hormon Kehamilan HPL (Human Placental Lactogen)

Adalah hormon yang dihasilkan oleh plasenta, merupakan hormon protein yang merangsang pertumbuhan dan menyebabkan perubahan dalam metabolisme karbohidrat dan lemak. Hormon kehamilan ini  berperan penting dalam produksi ASI. Kadar HPL yang rendah mengindikasikan plasenta yang tidak berfungsi dengan baik.
Ø Dampak
Memberikan perubahan terhadap payudara. Perubahan ini berupa pembesaran pada payudara,  serta membuat rasa ngilu dan sakit pada puting jika disentuh.

3. Hormon Kehamilan Relaxin

Hormon kehamilan yang dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta. Melembutkan leher rahim danmerelaksasikan sendi panggul.
Ø Dampak
menimbulkan relaksasi pada ligamen dan sendi,

4. Hormon Kehamilan Estrogen

Dihasilkan oleh ovarium dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium rahim, perubahan-perubahan histologi pada vagina. Memperngaruhi pertumbuhan saluran kelenjar mammae sewaktu menyusui, mengontrol pelepasan LH dan FSH, mensensitifkan otot-otot uterus, mengendorkan serviks, vagina, vulva, serta menimbulkan kontraksi pada rahim. Estrogen juga memperkuat dinding rahim untuk mengatasi kontraksi saar persalinan. Hormon ini juga melembutkan jaringan tubuh, sehingga jaringan ikat dan sendi tubuh menjadi lemah sehingga tidak dapat menyangga tubuh dengan kuat. Berperan penting dalam menjaga kesehatan sistem genital, organ reproduksi dan payudara.
Ø Dampak
Dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh sehingga terjadi penimbunan cairan yang menyebabkan pembengkakan. Selain itu dengan peningkatan hormon ini ibu hamil sering merasa sakit punggung. Dapat juga menyebabkan varises.

5. Hormon Kehamilan Progesteron

Hormon ini berfungsi untuk membangun lapisan di dinding rahim untuk menyangga plasenta di dalam rahim. Juga dapat berfungsi untuk mencegah gerakan kontraksi atau pengerutan otot-otot rahim, sehingga persalinan dini bisa dihindari. Hormon ini juga membantu menyiapkan payudara untuk menyusui.
Ø Dampak
Hormon ini dapat "mengembangkan" pembuluh darah sehingga menurunkan tekanan darah, itu penyebab mengapa Anda sering pusing saat hamil. Hormon ini juga membuat sistem pencernaan jadi lambat, perut menjadi kembung atau sembelit. Hormon ini juga mempengaruhi perasaan dan suasana hati ibu, meningkatkan suhu tubuh, meningkatkan pernafasan, mual, dan menurunnya gairah berhubungan intim selama hamil.

6. Hormon Kehamilan MSH (Melanocyte Stimulating Hormone)

Hormon kehamilan ini merangsang terjadinya pigmentasi pada kulit
Ø Dampak
Menggelapkan warna puting susu dan daerah sekitarnya. Pigmentasi kecoklatan pada wajah, pada bagian dalam dan garis dari pusar ke baeah (linea nigra).
A. Urine
Urine atau air kencing merupakan salah satu sisa metabolisme tubuh yang dapat memberikan gambaran keadaan kesehatan tubuh kita.
· Kandungan urin yang dapat diketahui dengan pemeriksaan kimia antara lain:
1. Kepekatan. Kepekatan urin (disebut juga osmolalitas atau specific gravity) dapat dihitung dengan berat jenisnya. Berat jenis adalah perbandingan berat urin dengan air murni dalam volume yang sama. Semakin banyak bahan padat dalam urin, semakin tinggi berat jenis urin. Ketika Anda minum banyak cairan, ginjal akan membuat urin yang encer sehingga berat jenisnya rendah. Bila Anda tidak minum cukup cairan, ginjal Anda membuat urin yang pekat sehingga berat jenisnya tinggi. Mengetahui kepekatan urin membantu penyedia layanan kesehatan memutuskan apakah sampel urin yang mereka dapatkan adalah yang terbaik untuk mendeteksi zat tertentu. Misalnya, jika mereka mencari jumlah protein yang sangat kecil di urin, sampel urin yang pekat di pagi hari adalah yang terbaik.
2. Keasaman. Ginjal berperan penting dalam menjaga keseimbangan asam-basa tubuh. Oleh karena itu, kondisi apapun yang menghasilkan asam atau basa dalam tubuh atau konsumsi makanan yang bersifat asam atau basa, secara langsung dapat memengaruhi pH urin. Keasaman diukur dengan pH.  Urin bersifat asam jika pH-nya kurang dari 7, bersifat basa jika pH-nya lebih dari 7. Urin yang bersifat asam berkaitan dengan risiko penyakit asam urat dan batu ginjal. Sebagian besar penyakit degeneratif berkaitan dengan defisiensi mineral yang menyebabkan cairan tubuh, termasuk urin, menjadi lebih asam. Diet dapat digunakan untuk mengendalikan pH urin. Diet tinggi protein akan membuat urin lebih asam. Diet vegetarian, diet rendah karbohidrat, atau konsumsi buah akan membuat urin lebih basa.
3. Protein. Protein biasanya tidak ditemukan dalam urin. Demam, olahraga keras, kehamilan, dan beberapa penyakit dapat menyebabkan protein berada dalam urin. Kondisi di mana terdapat protein di dalam urin disebut proteinuria. Albumin adalah jenis protein yang lebih kecil dari protein lainnnya dan keberadaannya dalam urin mengindikasikan tahap awal kerusakan ginjal. Keberadaan albumin dalam urin disebut albuminuria. Kondisi lain yang dapat menyebabkan proteinuria adalah gangguan yang meningkatkan protein dalam darah, seperti multiple myeloma, kerusakan sel-sel darah merah, peradangan, keganasan (kanker), atau cedera pada saluran kemih.
4. Glukosa. Glukosa adalah jenis gula yang ditemukan dalam darah. Biasanya glukosa sangat sedikit atau tidak ada dalam urin. Ketika tingkat gula darah sangat tinggi– seperti pada diabetes yang tidak terkontrol– ginjal mengekskresikan glukosa ke dalam urin untuk mengurangi konsentrasinya di darah. Keberadaan glukosa dalam urin, yang disebut glukosuria, juga dapat disebabkan oleh gangguan hormonal, penyakit hati, obat-obatan, dan kehamilan. Ketika terjadi glukosuria, tes lain seperti tes glukosa darah biasanya dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab yang lebih spesifik.
5. Keton. Bila karbohidrat tidak tersedia, tubuh memetabolisme lemak untuk mendapatkan energi yang dibutuhkan. Pemecahan lemak untuk energi menghasilkan zat limbah yang disebut keton. Keton biasanya tidak ditemukan dalam urin. Sejumlah besar keton dalam urin dapat menunjukkan kondisi sangat serius yang disebut ketoasidosis diabetik. Diet rendah gula dan karbohidrat, kelaparan, atau muntah parah juga dapat menyebabkan keton berada di urin (ketonuria).
6. Nitrit. Bakteri yang menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK) membuat enzim yang mengubah nitrat menjadi nitrit. Nitrit dalam urin menunjukkan adanya infeksi saluran kemih (ISK).
7. Esterase leukosit. Esterase leukosit adalah enzim yang ditemukan dalam sel-sel darah putih. Kehadiran esterase leukosit di urin merupakan pertanda peradangan, yang umumnya disebabkan oleh infeksi saluran kemih.
B. Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Macam-macam sel darah ada 3, yaitu:
a.  Sel darah merah
Sel darah merah (eritrosit) atau Red Blood Cell adalah sel darah yang paling banyak dan fungsinya untuk mengangkut oksigen ke jaringan tubuh lewat darah. Bagian dari eritrosit  terdiri dari hemoglobin yaitu sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen.
Orang dewasa memiliki 2-3 x 1013 eritrosit setiap waktu (wanita memiliki 4-5 juta eritrosit per mikroliter darah dan pria memiliki 5-6 juta). Sedangkan orang yang tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen yang rendah maka cenderung untuk memiliki sel darah merah yang lebih banyak. Eritrosit terkandung di dalam darah dalam jumlah yang tinggi dibandingkan dengan partikel darah yang lain.
b. Sel darah Putih
Sel darah putih (leukosit) atau White Blood Cell adlah sel yang membentuk komponen darah. Leukosit ini berfungsi  untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari system kekebalan tubuh. Leukosit tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler. Dalam keadaan normalnya terkandung 4×109 hingga 11×109 leukosit di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat sekitar 7000-25000sel per tetes. Dalam setiap millimeter kubik darah terdapat 6000 sampai 10000 (rata-rata 8000) leukosit. Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 5000 sel per tetes.
Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan tertentu, mereka bekerja secara bebas dan berinteraksi dengan menangkap serpihan seluler, partikel asing atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak membelah diri atau  bereproduksi dengan cara mereka sendiri melainkan mereka adalah produk dari sel puca hematopoietic pluripoten yang ada pada sumsum tulang.
c.  Keping darah
Keping darah adalah sel yang tidak mempunyai nucleus pada DNA-nya dengan bentuk tidak beraturan dan ukuran diameter 2-3 µm yang merupakan fragmentasi dari megakariosit. Keping darah (trombosit) tersirkulasi dalam darah dan terlibat dalam mekanisme hemostatis tingkat sel dalam proses pembekuan darah  dengan membentuk darah beku.
Rasio plasma keping darah normal berkisar antara 200.000-300.000 keping/mm3, nilai dibawah rentang tersebut dapat menyebabkan perdarahan, sedangkan nilai diatas rentang tersebut dapat meningkatkan resiko trombositosis. Trombosit memiliki bentuk yang tidak teratur, tidak berwarna, tidak berinti, berukuran lebih kecil dari eritrosit dan leukosit dan mudah pecah bila tersentuh benda kasar.








BAB III
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
1.    Kesehatan, morbiditas (gangguan kesehatan) dan kematian perempuan yang berkaitan denga kehamilan. Termasuk didalamnya juga maslah gizi dan anemia dikalangan perempuan, penyebab serta komplikasi dari kehamilan, masalah kemandulan dan ketidaksuburan; Peranan atau kendali sosial budaya terhadap masalah reproduksi. Maksudnya bagaimana pandan gan masyarakat terhadap kesuburan dan kemandulan, nilai anak dan keluarga, sikap masyarakat terhadap perempuan hamil;
2.   Intervensi pemerintah dan negara terhadap masalah reproduksi. Misalnya program KB, undang-undang yang berkaitan dengan masalah genetik, dan lain sebagainya.
3.    Tersedianya pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana, serta terjangkaunya secara ekonomi oleh kelompok perempuan dan anak-anak;
4.     Kesehatan bayi dan anak-anak terutama bayi dibawah umur lima tahun;
5.     Dampak pembangunan ekonomi, industrialisasi dan perubahan lingkungan terhadap kesehatan reproduksi.
6.    Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang masuk ke dalam peredaran darah untuk mempengaruhi jaringan secara spesifik. Sedangkan, urine atau air kencing merupakan salah satu sisa metabolisme tubuh yang dapat memberikan gambaran keadaan kesehatan tubuh.
7.    Dan yang terakhir yaitu darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.

3.2  SARAN
Sehubungan dengan fakta bahwa fungsi dan proses reproduksi harus didahului oleh hubungan seksual, tujuan utama program kesehatan reproduksi adalah meningkatkan ksesadaran kemandiriaan wanita dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya, termasuk kehidupan seksualitasnya, sehingga hak-hak reproduksinya dapat terpenuhi, yang pada akhirnya menuju penimgkatan kualitas hidupnya.
Sebagai calon bibit tenaga kesehatan yang berkompeten. Kita harus memahami hormone apa saja yang berubah dalam kehamilan. Dan yang berkaitan dengan urine dan darah. Karena ketiga hal tersebut dapat membantu bidan dalam mengetahui perkembangan kesehatan ibu, melalui pemeriksaan ketiga hal tersebut.




 
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. Memahami Kesehatan reproduksi wanita. EGC; Jakarta; 1998.
Kartono.Kontradiksi Dalam Kesehatan Reproduksi. Pustaka Sinar Harapan;Jakarta; 1998.
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia, PPK-UGM, dan Ford Foundation. Hak-hak reproduksi dan kesehatan reproduksi, terjemahan bahasa Indonesia Implication of the ICPD programme of actio; Yogyakarta; 1995.
Wahid, Abdurrahman, dkk. Seksualitas, Kesehatan Reproduksi dan Ketimpangan Gender, Pustaka Sinar Harapan; Jakarta; 1996.
Wattie, Anna Marie. Kesehatan Reproduksi dasar pemikiran, pengertian dan implikasi, Pusat Penelitian Kependudukan UGM; Yogyakarta; 1996.
Wattie, Anna Marie. Telaah Aspek-Aspek Sosial Dalam Persoalan Kesehatan Reproduksi”, Pusat penelitian Kependudukan UGM; Yogyakarta; 1996.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Bunga rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial, Jakarta.
www. Midwiferysite.blogspot.com/Endah Purnasari, S.Si.
www.kespro.info/hak-hak reproduksi
Jurnal : http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/09/apa-itu-hormon/
Jurnal: Majalah Kesehatan
http://majalahkesehatan.com/bagaimana-memahami-hasil-tes-urin-anda/
Jurnal: Hormon-hormon kehamilan
http://bidanku.com/hormon-hormon-kehamilan/Page-2

No comments

Subscribe Our Newsletter